Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Solusi Pemkab Kulon Progo Atasi Gangguan Kejiwaan Warganya...

Ini Solusi Pemkab Kulon Progo Atasi Gangguan Kejiwaan Warganya... Seorang pasien berada di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Jiwa Kendari usai mengkonsumsi obat jenis somadril dan tramadol berlebihan, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (14/9). Selama dua hari tiga orang meninggal dunia setelah mengkonsumsi obat jenis somadril dan tramadol berlebihan sementara 57 orang lainnya masih menjalani perawatan intensif dari pihak RS Jiwa Kendari karena hilang kesadaran. | Kredit Foto: Antara/Jojon
Warta Ekonomi, Kulon Progo -

Pemkab Kulon Progo, DIY bentuk tim pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi produktif untuk penanganan pasien gangguan kesehatan jiwa.

Bambang Haryatno selaku Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, di Kulon Progo, Minggu (15/10/2017) mengatakan tim pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dibentuk di Kecamatan Galur, Temon, Nanggulan dan Wates.

"Tim bertugas melakukan pendekatan pemberdayaan ekonomi produktif, dalam menangani pasien gangguan kesehatan jiwa, yang ada di wilayahnya," tutur Bambang.

Dirinya mencontohkan penanganan kesehatan gangguan jiwa adalah Kecamatan Galur. Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) Galur 2 membina kader kesehatan jiwa di wilayah Galur. Kader-kader ini mengemban tugas untuk memotivasi dan mengarahkan masyarakat dalam merawat pasien gangguan kejiwaan, termasuk juga membantu agar para pasien rutin mengonsumsi obat demi kesembuhan mereka.

"Selain itu, warga di kecamatan itu juga membina pengidap gangguan kejiwaan dengan cara membuat kerajinan, dan mengajak mereka untuk aktif beragam kegiatan," ujarnya

Bambang mengatakan tim pembunaan kesehatan jiwa msyarakat di Nanggulan juga melakukan hal sama dengan di Galur. Di Nanggulan misalnya, ada warga yang mengidap gangguan kejiwaan yang dipasung oleh warganya. Kemudian setelah pasungnya dilepas, warga berupaya membantunya agar lebih produktif, si pasien tidak merasa sendirian, dan tidak berfokus pada penyakit atau masalah yang dipikirkannya.

"Di dekat rumahnya ada yang memproduksi batako, jadi warga membawanya ke sana. Lalu meminta kepada pengusaha batako itu, untuk menerima si pasien agar bisa ikut bekerja di sana," ungkapnya.

Camat Galur Latnyana mengatakan hampir semua wilayah di Kecamatan Galur memiliki kader-kader kesehatan jiwa masyarakat, namun jumlah terbanyak ada di Banaran. Mereka ini membantu puskesmas yang memiliki tenaga terbatas dalam menangani pasien. Namun, apabila mereka tidak mampu, maka pasien itu akan dirujuk ke Rumah Sakit Grhasia, Pakem, Sleman.

Kader-kader itu melakukan pendekatan ke pasien, misalnya memotivasi pasien yang susah minum obat. Selain itu untuk kegiatan produktif, diberikan kepada mereka yang dinyatakan sembuh, supaya tetap bisa aktif, tidak kambuh karena tidak ada aktivitas," pungkasnya. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: