Gelar Program Rembuk Ternak, Lampung Incar Posisi Sebagai Lumbung Ternak Nasional
Hampir seluruh wilayah di Provinsi Lampung bisa menjadi lokasi peternakan, baik unggas, kambing, kerbau dan sapi karena didukung lahan serta tumbuhan hijauan untuk pakan.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono menargetkan Provinsi Lampung menjadi lumbung ternak nasional, salah satunya dengan program "Rembuk Ternak".
Berdasarkan data BPS, lanjut dia, belum lama ini di Kabupaten Pringsewu, Lampung, kondisi perekonomian Lampung pada bulan September cukup baik. NTP Lampung September 2017 naik 0,50 persen, untuk masing-masing subsektor, termasuk peternakan. Artinya subsektor peternakan memiliki prospek cerah, ditambah program Gubernur Lampung berupa Rembuk Ternak.
Target itu diperkuat dengan nilai tukar petani (NTP) untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) naik mencapai 116,42.
Selain itu, menurutnya, kenaikan juga terjadi pada populasi sapi potong. Tercatat pada 2016 kenaikan populasi sapi potong dari 598.740 ekor pada 2015 naik menjadi 665.244 ekor. Khusus ternak kambing, terjadi peningkatan populasi pada 2016 menjadi 1.326.103 ekor dari tahun sebelumnya sebanyak 1.252.402 ekor.
Lampung merupakan salah satu provinsi penyuplai ternak sapi untuk Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Jawa Barat, hingga Aceh.
Terdapat dua belas perusahaan penggemukan sapi potong dengan kapasitas kandang 117.700 ekor.
Untuk itu, pihaknya ingin menjadikan Lampung sebagai lumbung ternak nasional dengan didorong gerakan di daerah.
Ia menjelaskan produksi peternakan Lampung, meraih pengakuan dan penghargaan tingkat nasional. Antara lain Penghargaan Budhipura atau inovasi di bidang peternakan, yaitu Ayam Probiotik (herbal) yang dikembangkan di Kota Metro dan pengembangan pembibitan dan budi daya Kambing Saburai di Kabupaten Tanggamus.
Baru-baru ini juga penghargaan diberikan oleh Presiden Jokowi, yakni Anugerah Bakti Peternakan tingkat nasional melalui kelembagaan usaha peternakan yang diperoleh Kelompok Rukun Sentosa dari Kabupaten Pringsewu dan Petugas Inseminasi Buatan (IB) dari Lampung Selatan.
Ia menyatakan berbagai program terkait peningkatan populasi, produksi mutu ternak, dan efisiensi usaha tani, dilakukan dengan pengembangan inovasi dan introduksi teknologi peternakan.
Di sisi lain, bahwa jaminan keamanan dan keberlangsungan usaha peternakan rakyat pun penting dicarikan solusinya agar tujuan utama untuk menyejahterakan peternak dapat tercapai.
Keberlangsungan usaha seperti asuransi ternak yang mana ini merupakam salah satu program yang harus didukung dan dikembangkan. Karena ini sangat bermanfaat bagi terjaminnya usaha peternakan rakyat.
Hingga sekarang, tercatat ada 3.961 ternak sapi di Lampung dari 190.889 total populasi betina produktif berdasarkan target akseptor SIWAB di Lampung, mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).
Ini berarti baru 2,09 persen yang kepemilikan ternaknya terlindungi. Artinya masih ada 97,91 persen yang perlu perhatian serius dari semua pemangku kepentingan dengan melakukan pembinaan lebih lanjut tentang pentingnya melindungi keberlangsungan usaha ternaknya, kata Sutono.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Syamsul Ma'arif, mengatakan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB), di Lampung mencapai 89 persen.
Bupati Pringsewu Sujadi menambahkan bahwa dalam rangka mendukung pembangunan peternakan berkelanjutan yang berwawasan pada pelestarian lingkungan, perlu mengembangkan integritas peternakan dengan sektor pertanian atau perkebunan.
Pada akhirnya pembangunan peternakan yang berbasis agrobisnis melalui pemanfaatan sumber daya lokal dapat diharapkan dan dapat memberikan manfaat yang besar.
Dalam rangka pemberdayaan usaha peternakan, kata dia, rakyat juga dapat memberikan daya saing dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi perdesaan serta kesejahteraan peternak.
Terbantu SIWAB Peternak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, merasakan manfaat dari program pendampingan/pengawalan Sapi Wajib Bunting (SIWAB) yang dijalankan mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor.
Ryanto, peternak dari Desa Purbasakti, Kecamatan Surakarta, Kabupaten Lampung Utara, melalui laporan STPP Bogor, mengakui dengan adanya program ini jadi terbantu sekali.
Ia menjelaskan selama ini dalam beternak ia selalu menggunakan jasa inseminator bernama Sutikno sejak tahun 2010. Untuk menggunakan jasa Sutikno melakukan inseminasi buatan (IB), peternak dikenakan biaya. Tetapi dengan adanya program tersebut, layanan IB diberikan gratis.
Dia pun mengaku senang ketika inseminator menyebutkan IB ini gratis program dari pemerintah. Sebagai peternak senang sekali adanya program ini, dan berharap program ini terus bergulir setiap tahun.
Menurut Ryanto setiap sapi yang diiseminasi buatan menggunakan jasa Sutikno selalu berhasil bunting. Oleh karena itu ia mempercayai jasa Sutikno untuk melakukan IB.
Ryanto merupakan salah satu peternak di bawah pendampingan Putri Wulandari Aulia, mahasiswa jurusan peternakan STPP Bogor dibantu Sutikno selaku petugas inseminator.
Dampak positif program SIWAB tidak hanya dirasakan oleh peternak tetapi juga bagi inseminator seperti Sutikno. Para inseminator biasanya setiap melakukan IB untuk straw dan N2 cair harus membeli terlebih dahulu.
Sutikno menjelaskan, sejak ada program SIWAB ini pihaknya mendapatkan straw dan N2 cair secara gratis pula.
Program pendampingan SIWAB juga memberikan multiefek selain bagi peternak, inseminator juga bagi mahasiswa yang memberikan pendampingan program.
Manfaat bagi mahasiswa dapat mengetahui masalah di lapangan, menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman mendampingi peternak.
Selama bertugas mendampingi peternak di Kabupaten Lampung Utara, seorang mahasiswi bernama Putri memantau program lainnya yang dijalankan oleh pemerintah setempat dalam mendukung peternakan. Selain SIWAB, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara juga membuat program penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi dan kerbau yang dilakukan bergiliran di setiap kecamatan.
Program tersebut lanjutnya, melibatkan dokter hewan, asisten dokter hewan, inseminator, staf Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lampung, dan mahasiswa pendamping.
Dengan adanya program ini peternak dapat mengobati sapi dan kerbau yang menderita gangguan reproduksi secara gratis.
Putri menambahkan beberapa pihak terkait yang ditemuinya selama pendampingan berharap program tersebut tidak hanya berdampak baik di tahun program dijalankan tetapi berdampak setelah program tersebut berakhir.
Sementara itu, Kepala STPP Bogor Nazaruddin menyebutkan sebanyak 89 mahasiswa jurusan peternak diturunkan ke sejumlah kabupaten yang ada di Provinsi Lampung dan Bengkulu khusus untuk pendampingan program SIWAB.
SIWAB merupakan salah satu program pembangunan peternakan dari Kementerian Pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi di Indonesia melalui inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (INKA).
Ia menyebutkan program pendampingan SIWAB melibatkan inseminator, mahasiswa dan Pemuda Tani. Program tersebut dijalankan dengan cara memberikan IB secara gratis kepada para peternak.
Peternak hanya perlu menelpon inseminator ketika menemukan sapi birahi.
Program pendampingan dan pengawalan pertanian melibatkan mahasiswa/alumni dan Pemuda Tani. Tercatat ada 179 mahasiswa STPP Bogor dan ratusan alumni dari tujuh perguruan tinggi mitra yang dilibatkan dalam program pengawalan/pendampingan pertanian APBN-P 2017 di wilayah Jawa Barat, Banten, Bengkulu, dan Lampung. (ANT)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno
Tag Terkait:
Advertisement