Warga negara Indonesia ditangkap pada hari Rabu (1/11/2017) oleh pasukan pemerintah di daerah pertempuran utama di Kota Marawi.
Kepala polisi Lanao del Sur, Senior Supt. Joel Guyguyon mengatakan bahwa Muhammad Ilham Syaputra ditangkap dalam operasi pembersihan Rabu pagi.
Syaputra tiba di Manila pada November 2016 untuk ambil bagian dalam upaya merebut Marawi, kata Guyguyon, saat berbicara di sebuah konferensi pers di sini.
"Dia diundang oleh I.H. (Isnilon Hapilon) untuk ikut dalam perjuangan (untuk menjadi bagian dari perjuangan di sini)," ungkap Guyguyon, merujuk pada pemimpin Abu Sayyaf yang bergabung dengan saudara laki-laki Maute dalam memimpin pengepungan Marawi, sebagaimana dikutip dari CNN Philippines, Rabu (1/11/2017).
Sementara Hapilon terbunuh pada 16 Oktober. Syaputra, 23, mengaku berasal dari Medan, Sumatera Utara di Indonesia, dan merupakan salah satu pemberontak di balik serangan teror Jakarta pada Januari 2016 yang menyebabkan lebih dari 15 orang tewas.
Warga asing mengatakan kepada pihak berwenang bahwa masih ada sekitar 20 militan Maute yang tersisa di daerah pertempuran. Guyguyon mengatakan ada rencana untuk mengebom bagian lain Filipina namun para teroris memilih untuk memusatkan usaha mereka di Kota Marawi.
"Saya rasa mereka berkonsentrasi pada apa yang terjadi di Marawi," ungkap kepala polisi tersebut.
Diantara efek lain yang disita dari Syaputra termasuk uang, alat peledak improvisasi, dan paspor Indonesia. Guyguyon menambahkan Syaputra memiliki luka dari tembakan sebuah peluru dan membutuhkan perawatan medis.
"Kami sedang menyiapkan laporan investigasi para agar polisi mengajukan kasus terhadap pemberontakan dan terorisme dan lainnya," ungkapnya.
Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka bersiap untuk membawa Syaputra ke Departemen Kehakiman di Manila pada hari Rabu untuk sebuah pemerikasaan resmi.
Pada tanggal 23 Oktober, tepat lima bulan sejak perang di Marawi meletus, pemerintah Filipina mengumumkan berakhirnya lima bulan pertempuran di kota tersebut dan kemenangan melawan ancaman ekstrem kekerasan paling populer di Asia Tenggara.
Warga negara asing dilaporkan terlibat dengan kelompok Maute yang terinspirasi ISIS, termasuk warga Malaysia Dr. Mahmud Ahmad, yang ditemukan tewas di sebuah bangunan. Ahmad membiayai usaha untuk menyerang Marawi.
Angkatan Bersenjata Filipina melanjutkan operasi pembersihan di kota untuk menghapus ancaman yang tersisa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement