Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Hendri Saparini, mengatakan keinginan politik merupakan aspek penting untuk mengembangkan perekonomian syariah di Indonesia.
"Menurut saya 'political will' paling penting, karena tidak akan mungkin mengembangkan ekonomi syariah tanpa eksekutif yang menjadi panglima," kata Hendri dalam diskusi publik mengenai ekonomi syariah di Jakarta, Jumat.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) itu menilai upaya mengembangkan perekonomian syariah memerlukan komitmen bersama pada tataran tertinggi untuk kemudian diterjemahkan ke dalam program-program nasional.
Kemudian, lanjut Hendri, pemerintah juga perlu memerhatikan pengembangan perekonomian syariah dari sisi riil.
Ia mengatakan ekosistem halal perlu untuk segera diciptakan di Indonesia, misalnya menyediakan kontainer dan pelabuhan halal untuk kepentingan perdagangan lintas batas.
Selain itu, gelombang dari masyarakat untuk bersyariah juga perlu dikanalisasi untuk masuk ke dalam perekonomian agar mampu memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan ekonomi syariah.
Dalam tataran ekonomi global, volume industri halal global pada 2015 mencapai 3,84 triliun dolar AS dan diperkirakan mencapai 6,38 triliun dolar AS pada 2021.
Sementara, dilihat dari skor Global Islamic Economy Indicator 2016-2017, daya saing ekonomi syariah Indonesia hanya menempati peringkat 10, atau tertinggal dari Malaysia dan negara-negara di Semenanjung Arab.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement