Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Papua Musnahkan Rp1,5 Triliun Uang Lusuh

BI Papua Musnahkan Rp1,5 Triliun Uang Lusuh Kredit Foto: Nunung Kusmiaty
Warta Ekonomi, Jayapura -
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua sepanjang tahun 2017 telah memusnahkan sekitar Rp1,5 triliun uang lusuh, kemudian diganti dengan uang baru, hal tersebut disampaikan Kepala BI Perwakilan Papua Joko Supratikto.
Dikatakannya, uang lusuh paling banyak ditemukan di daerah pegunungan Papua, dibandingkan daerah pesisir.
?Uang lusuh masih banyak ditemukan di Papua, Bank Indonesia (BI) bertugas untuk menarik uang tersebut, kemudian di musnahkan, ?ujar Joko baru-baru ini di Jayapura.
Menurutnya, dari 29 kab/kota di Papua, hanya satu kabupaten yang belum di datangi BI untuk penarikan uang lusuh, yaitu Kabupaten Puncak Jaya, alasannya pertimbangan keamanan, oleh karena itu pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk berkunjung ke Puncak jaya, jika tidak di tahun ini mungkin di awal tahun depan.?
?Untuk mengurangi uang lusuh, kami juga bekerjasama dengan perbankan lain, dengan sistim kas titipan.? Kas titipan saat ini ada di Kabupaten Biak, Timika, Serui, Wamena, Nabire dan Merauke. Ada juga? BI Jangkau yang bekerjasama dengan Bank Papua, dimana untuk pengedaran uang tidak hanya di kota kabupaten saja, tetapi sampai kepada distrik-distrik, seperti di kabupaten Boven Digoel dan Mappi," jelasnya.
Selain melalui program BI Jangkau, BI pun bekerjasama dengan BRI, juga sudah dibuka Money Changer dan ATM di Perbatasan RI-PNG (Skouw) dengan bertujuan bisa mengurangi transaksi Kina (mata uang PNG,red) di daerah tersebut.?
?Beberapa waktu yang lalu, kita juga sudah melakukan sosialisasi secara masif kepada para pedagang dan para pendatang, agar bisa menggunakan uang rupiah sebagai alat transaksi," ungkapnya.
Besaran transaksi setiap hari pasar di pasar Skouw Perbatasan RI-PNG sekitar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar, dan menjelang hari Natal bisa mencapai Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nunung Kusmiaty
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: