Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Bantah Kurangi Pasokan Elpiji 3 Kg di Batang

Pertamina Bantah Kurangi Pasokan Elpiji 3 Kg di Batang Seorang warga membawa tabung gas elpiji 3 kilogram menggunakan sepeda di salah satu kawasan, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (4/10). Pada tahun 2018, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengalihkan subsidi gas elpiji 3 kilogram, dan subsidi tersebut nantinya hanya akan diberikan bagi pemegang kartu keluarga sejahtera (KKS) yang diharapkan penyalurannya lebih tepat sasaran. | Kredit Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Warta Ekonomi, Batang -

Perseroan Terbatas Pertamina Pemasaran Region Jawa Tengah dan DIY membantah adanya pengurangan alokasi pasokan elpiji berisi 3 kilogram di Kabupaten Batang yang sempat mengakibatkan terjadinya kelangkaan barang itu.

"Tidak ada pengurangan alokasi elpiji bersubsidi itu, bahkan saat ini ada kuota tambahan untuk Kabupaten Batang," kata Sales Executif LPG Pertamina MOR 4 Rayon 1 Jateng dan DIY Bima Kusuma Aji di Batang, Minggu (26/11/2017).

Menurut dia, pasokan alokasi elpiji bersubsidi di Kabupaten Batang mencapai 440.000 tabung per bulan, bahkan pada bulan November 2017 ditambah menjadi 442.000 tabung. Pada bulan Desember 2017, pihaknya akan menambah pasokan elpiji berisi 3 kilogram di Batang 444.000 tabung.

"Jadi, tidak ada pengurangan sedikit pun alokasi elpiji, bahkan justru kami tambah," katanya.

Ia menyebutkan jumlah warga miskin di Kabupaten Batang sebanyak 73.000 dan mereka setiap bulannya rata-rata menggunakan tiga elpiji bersubsidi.

"Kami sudah menyiapkan separuh dari jumlah rata-rata penggunaan elpiji bagi masyarakat kurang mampu. Jadi, masih ada sekitar 221.000 tabung untuk masyarakat kurang mampu dan UKM mikro," katanya.

Ia mengatakan bahwa PT Pertamina siap melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama pemerintah daerah apabila masyarakat sampai ada kekurangan elpiji berubsidi. Kelangkaan elpiji berisi 3 kilogram, kata dia, karena diduga adanya para pengguna yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

"Pada praktiknya, elpiji bersubsidi tersebut masih sering digunakan oleh bidang usaha dan peternakan yang membutuhkan banyak pasokan barang yang mudah terbakar itu. Masih banyak ditemukan para pengusaha yang menggunakan LPG bersubsidi," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: