Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) meminta Perum Bulog untuk menangani pasokan ikan seperti komoditas pangan lainnya yang sudah dilakukan oleh BUMN tersebut yakni beras, gula, daging dan minyak goreng.
Ketua Umum Asparindo Y Joko Setyanto di Jakarta, Senin mengatakan, selama ini Bulog hanya memperhatikan stok dari daging, sedangkan ikan sangat jarang sekali mendapatkan perhatian dari perusahaan negara tersebut padahal jumlahnya melimpah.
"Kami tidak tahu apakah Bulog bisa menangani ikan, kami selalu bingung kenapa selalu soal daging (yang diperhatikan), tapi ikan sedang melimpah (tidak diperhatikan)," ujarnya di sela penandatanganan Nota Kesepahaman Pendistribusian Komoditi Pangan Pokok Dalam Rangka Stabilisasi Harga Pangan antara Perum Bulog bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo).
Melalui kerja sama tersebut, Bulog, Aprindo dan Asparindo berupa untuk menjaga pasokan dan melakukan stabilisasi harga pangan khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
Joko melanjutkan, secara kesehatan, manfaat dari ikan lebih bagus jika dibandingkan dengan daging. Selain itu, harganya juga relatif lebih murah daripada daging baik sapi maupun ayam.
"Harganya murah Tuna bisa sampai Rp20.000 per kg ini yang saya kaget, Ikan kita melimpah kita ekspor terus. Kebutuhan nasional tinggi tapi tidak tersosialisasi dengan bagus, sehingga orang kalau acara (konsumsinya) selalu ayam dan daging. Ada barang yang kualitas bagus tapi harganya murah," katanya.
Segera realisasikan Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengaku pihaknya akan segera merealisasikan harapan kalangan pengelola pasar untuk menangani pasokan ikan, namun hal tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Ikan, sepanjang itu kita bisa lakukan ya kita akan jalan. Saat ini beberapa Bulog divre daerah sudah membangun kerja sama pasokan ikan ini dengan Perusahaan Perikanan Indonesia (Perindo)," katanya.
Djarot mengakui jika selama ini komoditas ikan kurang diperhatikan, karena pihaknya hanya berfokus kepada 11 komoditi pangan utama khususnya beras, daging, gula dan minyak.
"Produk pangan pokok, kita mengenal bahan pangan pokok ada 11, tapi ada empat yang menjadi prioritas yaitu beras, daging, gula, dan minyak," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement