Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Miliki Potensi Sektor Keuangan Syariah yang Sangat Besar

Indonesia Miliki Potensi Sektor Keuangan Syariah yang Sangat Besar Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Garut -

Indonesia memiliki potensi yang sangat baik untuk terus mengoptimalkan dan memperkuat ekonomi di masa-masa mendatang. Potensi tersebut adalah bonus demografi, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, arus investasi yang positif, dan gencarnya pembangunan infrastruktur saat ini.

Demikian dikatakan Komisaris Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Mulya E. Siregar saat menghadiri Media Training Perbankan Syariah BSM 2017 di Garut, Jawa Barat, Jumat (8/12/2017).

Menurutnya, pada aspek ini, industri perbankan syariah juga memiliki peluang untuk terus tumbuh dan berkembang seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia.

"Selain itu, potensi Sektor Jasa Keuangan (SJK) syariah juga besar karena Indonesia sebagai muslim terbesar di dunia dan ini memberikan potensi bagi sektor jasa keuangan syariah di Tanah Air," kata Mulya.

Namun, lanjut Mulya, terdapat sejumlah tantangan yang perlu disikapi dengan baik agar tantangan itu tidak memberikan hambatan yang berarti bagi pergerakan ekonomi Indonesia. Tantangan itu perlu ditekan sedemikian rupa dalam rangka mewujudkan perekonomian yang solid dan nantinya perbankan syariah bisa berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

"Tantangan lainnya adalah ada masalah yang khususnya daya saing dan produktivitas yang tidak sebaik negara tetangga di ASEAN. Kemudian, di perdagangan kita mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi seperti Tiongkok, Eropa, dan lainnya," ujarnya.

Kemudian, terdapat keterbatasan dana jangka panjang. Keterbatasan ini perlu diperhatikan dan dicarikan kalan keluarnya agar industri perbankan syariah bisa tumbuh lebih maksimal dan nantinya benar-benar mendukung secara signifikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita tahu keterbatasan dana jangka panjang. Di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (saat menjadi Presiden RI) financing gap besar sekali. Kemudian, keterbatasan infrastruktur yang sekarang ini di rezim Pak (Presiden) Joko Widodo mencoba menutup kesenjangan di infrastruktur itu," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: