Warta Ekonomi, Medan -
Dilihat dari perkembangan harga, perekonomian Sumatera Utara mengalami perbaikan. Inflasi Sumatera Utara November 2017 tercatat 2,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada periode sama pada tahun 2016 yang mencapai 7,65% (yoy). Realisasi ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 3,30% (yoy).?
Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Arief Budi Santoso, mengatakan, dengan perkembangan tersebut, inflasi kalender Sumatera Utara sampai dengan November mencapai 2,49% (yoy). Dengan sisa satu bulan lagi yang secara historis inflasinya relatif tinggi, pada akhir tahun inflasi diperkirakan masih akan berada di dalam kisaran sasaran inflasi nasional 4?1%.
"Rendahnya inflasi Sumatera Utara didorong oleh faktor kelompok menurunnya tekanan inflasi Volatile Foods. Pasokan bahan pangan, khususnya bumbu-bumbuan relatif lebih terkendali dibandingkan dengan tahun 2016," katanya Kamis (14/12/2017).
Sementara itu, inflasi Administered Prices lebih tinggi seiring adanya penyesuaian tarif listrik dan cukai rokok serta kenaikan tarif pengurusan STNK yang terjadi di awal tahun 2017. Sementara itu, tekanan kelompok inflasi inti relatif rendah seiring belum adanya peningkatan dari sisi permintaan.
"Dalam kaitan ini, kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota atas kerja keras yang telah dilakukan dalam mengendalikan inflasi di Sumatera Utara. Kami memandang respon yang diberikan oleh TPID sangat memadai yang menunjukkan koordinasi yang kuat antar anggota TPID maupun antar TPID di Sumatera Utara,"ujarnya.
Perbaikan inflasi juga terjadi pada seluruh kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Provinsi Sumatera Utara. Laju inflasi terendah terjadi di Kota Medan dengan realisasi 2,68% (yoy), menurun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat 7,88% (yoy). Inflasi tahunan Kota Padangsidempuan dan Kota Sibolga tercatat masing-masing 2,95% (yoy) dan 2,98% (yoy).?
"Sementara itu, laju inflasi tertinggi terjadi di Kota Pematangsiantar yang dengan realisasi 3,17% (yoy). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa disparitas inflasi antar Kota relatif membaik, yang mengindikasikan perdagangan antar daerah yang lebih baik," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement