Laki-laki masih enggan menggunakan kontrasepsi, khususnya jangka panjang berupa metode operasi pria atau vasektomi karena kekhawatiran akan memengaruhi hormon atau gairah.
"Saya tidak paham betul, tetapi saya yakin itu bisa memengaruhi hormonal," ujar Eko (31) di Jakarta, Kamis.?Savira (30) mengatakan suaminya juga menolak melakukan vasektomi karena dikhawatirkan memiliki efek pada psikologis suaminya.
Sperma yang tidak dikeluarkan padahal terus diproduksi, menurut ibu dua anak itu, akan berpengaruh pada psikologi laki-laki seperti PMS yang dialami perempuan.?Ada pun untuk kondom, ia mengatakan tidak digunakan karena menimbulkan alergi.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan pengguna metode kontrasepsi untuk pria masih sedikit, yakni hanya dua persen dan untuk vasektomi 0,2 persen dari seluruh peserta KB.
"Memang kami harus kerja keras, tetapi ini masih jalan, tetap secara bertahap bisa dicapai. Kami ingin pria yang menggunakan alat kontrasepsi menjadi empat persen. Kalau MOP satu persen sudah bagus," tutur Dwi.
Diakuinya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) memerlukan pendekatan personal dan tidak bisa hanya komunikasi massal agar calon penggunanya yakin sebelum mengambil keputusan.?BKKBN pun menurunkan motivator khusus, yakni pria yang telah melakukan vasektomi untuk meyakinkan calon pengguna alat kontrasepsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement