Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) KRI Dewa Ruci yang diikuti oleh? 68 pelajar dari 34 Provinsi se-Indonesia telah berakhir. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) untuk menumbuhkan dan menguatkan kebali jiwa kemaritiman kepada generasi muda Indonesia.
Dalam perjalanan menggunakan kapal legendaris tersebut, banyak menyimpan berbagai cerita. Seperti cerita dari perwakilan peserta ENJ KRI Dewa Ruci Faisal Priyo Utomo dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia menyatakan rasa bangga yang begitu besar terhadap kesempatan menjelajah lautan bersama KRI Dewa Ruci.
"Jarang ada yang bisa naik kapal itu dan Alhamdulillahnya, berkat Kemenko Maritim kita bisa berlayar dengan kapal legendaris ini." ujarnya di Jakarta, Sabtu (16/12/2017).
Selain itu, Ia menceritakan berbagai pengalaman menjelajah Nusantara dengan KRI Dewa Ruci ini, "Di sana selain Ilmu tentang Kemaritiman, Perkapalan, Sumber Daya Alam di laut, dan kita juga mendapatkan kesempatan di hukum, tentunya untuk membuat kita lebih disiplin" katanya.
Peserta ENJ yang merupakan siswa kelas XII ini mengatakan, hukuman tersebut merupakan bentuk bimbingan dari Tim Satgas ENJ KRI Dewa Ruci yang terdiri dari Kemenko Maritim, EO Standard Plus dan tentunya dari para anggota TNI AL, awak dari KRI Dewa Ruci.
"Jadi, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kedisiplinan kita, seperti ketika kita telat datang untuk pemberian materi atau jam makan serta jam istirahat yang terbuang. Tapi ini yang akan kita rindukan," katanya disambut tawa dengan peserta lain.
Selain itu,Said Alatas, peserta dari Provinsi Kepulauan Riau mengatakan, kegiatan ini banyak mengubah kepribadian seseorang. Ia mengakui, sebelumnya ia bercita-cita ingin jadi dokter.?
"Namun setelah mengikuti kegiatan ini saya berharap supaya dapat menjadi dokter di Rumah Sakit terapung atau RS Kapal, agar bisa membantu masyarakat di berbagai pulau terdepan di nusantara yang belum tersentuh oleh pelayanan kesehatan yang memadai, saya ingin menjadi dokter di bidang maritim" imbuhnya.
Selain itu Said dan kawan-kawannya yang seolah telah menjadi saudara baginya, berjanji akan menyampaikan pengalaman pribadinya kepada teman-teman di Sekolahnya. Kenapa? Karena ia ingin seluruh masyarakat Indonesia tidak melupakan lautan, "Seperti lagu nenek moyang kita yang seorang pelaut, jadi jangan melupakan sejarah, bahwa sebenarnya di lautan lah masa depan Indonesia akan kembali berjaya" tuturnya serius.
Saat ditanya siap atau tidak untuk menjadi bahariawan dan menggantikan peran para pelaut asing yang diakui atau tidak terlanjur mendominasi, peserta lain kompak berteriak, "Siap! Kita siap jaga laut kita, kita siap memberikan yang terbaik untuk laut kita," tegasnya serentak.
Sementara itu, di tempat yang sama. Komandan Satuan Tugas ENJ KRI Dewa Ruci, Muhamad Suhendar mengatakan, kegiatan ini jauh diluar ekspektasi. Dikatakannya, karena dalam kesempatan tersebut cuaca di laut Indonesia saat ini kurang bersahabat.
"Dalam waktu rencana berlayar, kita mendapat respon yang negatif dan kita dianggap gila melakukan hal yang mustahil, sebab berdasarkan data angin barat kurang bersahabat dan dikhawatirkan akan berbahaya, Tapi Alhamdulillah hati saya berkata, Lanjutkan, dan kegiatan ini berjalan dengan relatif sukses, dengan adik-adik peserta yang luar biasa di dalamnya" jelasnya.
Selain itu, Suhendar yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Teknis Kemaritiman Kemenko Maritim ini memaparkan, para peserta ini direkrut dari seluruh Indonesia.
"Kita membawa dua perwakilan yang terbaik dari selurub Provinsi, karena mereka yang memberikan kabar positiv di generasi muda terkait kegiatan ini" tambahnya.
Selain pembelajaran tentang kemaritiman, kelautan dan membangun leadership, kegiatan ini juga memberikan pembelajaran untuk melakukan Parade Roll (atraksi menaiki tiang layar tinggi KRI Dewa Ruci untuk melakukan selebrasi dan penghormatan, khas kadet TNI AL).
"Parade Roll waktu itu ada siswi yang kurang fit karena kelelahan, Namun waktu itu siswi tersebut tetap bersikeras untuk melakukan kegiatan dan menolak untuk pulang. Jadi dapat dikatakan kegiatan ini sangat sukses dalam membangun leadership kepada peserta ini. " katanya.
Peserta juga mendapatkan pengalaman istimewa mandi khatulistiwa di atas geladak KRI Dewa Ruci, sebuah prosesi khas TNI AL untuk menahbiskan seseorang, bahwasanya dirinya adalah seorang pelaut sejati dan telah berhak mengarungi samudera raya.
?Mandi khatulistiwa di KRI Dewa Ruci? Ini adalah momen dan pengalaman langka, karena tidak semua orang bisa mengalaminya dan apabila seseorang telah melakukannya di KRI Dewa Ruci, maka Ia tidak usah lagi melakukannya di KRI lain. KRI Dewa Ruci mempunyai ruh nya tersendiri, kapal tangguh ini seolah memilih siapa saja yang berhak menaiki dirinya. Banyak tokoh TNI AL lahir disini, kita harapkan para peserta juga dapat menjadi pemimpin di masa depan, khususnya di bidang maritim? imbuhnya.
Lanjutnya, ia berharap kegiatan ini mempunyai makna besar yang harus diberitakan ke seluruh khalayak ramai, "Sebab kegiatan ini berada di atas kapal bersejarah dan pesertanya pelajar dari seluruh provinsi di Indonesia," tukasnya.
Sekedar informasi, Kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) KRI Dewa Ruci dilakukan selama 25 hari dari Jakarta-Batam-Sabang-Belawan dan kembali ke Jakarta pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2017.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Advertisement