Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkebunan Menjadi Sahabat Alam

Perkebunan Menjadi Sahabat Alam Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Direktur PT Smart Tbk, Jo Daud Dharsono, dinobatkan sebagai salah satu “Green CEO 2017”. Perusahaan yang dipimpin Daud mengantongi PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain itu sejumlah sertifikasi juga telah dimilikinya, antara lain ISP 9001:2008, ISO 14001:2004, sertifikat Halal, sertifikat Kosher, sertifikat Rantai Pasokan RSPO, sertifikat HACCP, sertifikat PHSAS 18001:2007, sertifikat FDA, dan sertifikat EFFCI GMP. 

Daud Dharsono aktif dalam melakukan aksi “hijau”, seperti terjun langsung melakukan aktivitas corporate social responsibility (CSR) dan melakukan peninjauan yang terintegrasi. Komitmen perseroan yang dipimpin Daud ini, dalam isu green, antara lain perusahaan menyediakan produk, solusi, serta layanan agrobisnis dan konsumen yang berkualitas tinggi serta berkelanjutan guna menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. 

Pengolahan limbah juga menjadi program yang dilakukan oleh perusahaan. Limbah perkebunan digunakan kembali atau mendaur ulang. Perusahaan mendaur ulang semua limbah menjadi pupuk organik dan memanfaatkannya sebagai sumber energi. Sebagai contoh, perusahaan mengembalikan limbah yang kaya nutrisi dalam bentuk janjang kosong dan limbah dari pabrik kelapa sawit (PKS) ke kebun sebagai pupuk organik. Praktik ini terintegrasi dalam rencana pengelolaan pupuk perusahaan.

Daud juga mendorong terlaksananya green vision yang dimiliki perusahaan, yaitu memperdalam komitmen keberlanjutan serta tetap berfokus pada keterlibatan dan kerja sama dengan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, petani, masyarakat lokal, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku industri. 

Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan ini pada tahun 2016 mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29,75 triliun. Laba bersih yang dikantongi perusahaan sebesar Rp2,6 triliun. Lab tersebut bangkit dari kerugian sebesar Rp386 miliar yang alami tahun 2015.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Moch Januar Rizki
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: