Warta Ekonomi, Medan -
Politik memang dinamis, perdetik bisa berubah tergantung selera. Sepakat kalau selera sama-sama pas. Merujuk Pilkada Jakarta, lantas perhelatan di Sumut pun bakal tak kalah dramatis, termasuk kemungkinan petahana Erry Nuradi. Perkembangan Pilkada di Sumatera Utara adem tapi memanas, khas daerah ini, banyak tebar umpan, hari ini kawan besok lawan, pun sebaliknya.
Banyak figur yang rata-rata ketua partai politik (parpol) mulai menunjukkan hasrat yang dikemas dalam banyak ragam. Mulai dari atas permintaan parpol hingga memanfaatkan kedudukan sebagai gubernur (petahana) atau bupati/walikota. Yang jelas, rata-rata parpol berkeinginan kuat mengusung kader sendiri daripada figur luar.
Untuk Sumatera Utara yang memiliki jumlah 100 anggota DPRD dan penduduk sekira 13.937.797 jiwa (BPS Sumut, 2015), maka total calon paling banyak diperkirakan lima pasangan. Bila diusung parpol atau jumlah kursi legislatif, maka hitung-hitungan berdasarkan persyaratan bahwa setiap calon diusung oleh 20 persen kursi. Bila calon independen paling sedikit menyantumkan 800 ribu fotocopy KTP.
Makin panas mengingat Pilgubsu 2018 bisa jadi gambaran pertarungan antara parpol pendukung pemerintah seperti PDIP dan Golkar melawan parpol opisisi yang dimotori Gerindra dan PKS. Kendati belum dideklarasikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, sosok Djarot Saiful Hidayat digadang-gadang bakal meramaikan bursa calon gubernur Sumatera Utara dalam Pilkada Serentak 2018. Sayangnya hingga saat ini, Djarot masih pada urutan terbawah, setelah Tengku Erry Nuradi selaku Gubernur Sumatera Utara petahana.
Direktur SPIN, Igor Dirgantara mengatakan, sebanyak 1.262 responden dengan menggunakan tehnik multistage random sampling itu, sosok Tengku Erry Nuradi memiliki nilai sempurna bagi masyarakat Sumatera Utara, yakni 93,56 persen, disusul Edy Rahmayadi sebesar 74,96 persen, dan Gus Irawan Pasaribu sebesar 65,89 persen.
"Hasil Survei SPIN ini menunjukkan bahwa Tengku Erry Nuradi adalah bakal cagub paling dikenal di semua golongan usia, suku, kelompok sosial ekonomi di Sumut, disusul oleh Edy Rahmayadi di peringkat kedua, dan Gus Irawan Pasaribu di posisi ketiga. Ketika responden ditanya siapakah calon gubernur yang paling disukai hari ini, nama Tengku Erry Nuradi mendapat 44,70 persen, diikuti Edy Rahmayadi 19,34 persen, dan Gus Irawan Pasaribu 9,23 persen," kata Igor, Kamis (4/1/2018).
Namun, saat ini Tengku Erry Nuradi memperoleh dukungan sebesar 37,54 persen, Edy Rahmayadi sebesar 32,45 persen, Gus Irawan Pasaribu sebesar 10,21 persen. Sedangkan Djarot hanya memperoleh dukungan sebesar 9,10 persen.
"Hasil survei ini, menetapkan Tengku Erry Nuradi dan Edy Rahmayadi sebagai kandidat yang akan bersaing ketat dalam Pilkada Sumut 2018. Hanya saja, Tengku Erry Nuradi unggul bagi pemilih perempuan, yakni sebesar 23,3 persen, sedangkan Edy Rahmayadi unggul bagi pemilih laki-laki, yakni sebesar 24,2 persen,"ujarnya.
Persaingan keduanya terlihat dalam berbagai simulasi yang dilakukan, mulai dari 10 kandidat hingga empat kandidat. Intinya, jika Pilkada Sumut diikuti oleh empat calon gubernur, maka Tengku Erry Nuradi pemenangnya. Namun jika terdapat lima calon gubernur atau lebih, maka kompetisi akan berlangsung ketat antara Edy Rahmayadi dan Tengku Erry Nuradi sebagai petahana.
"Sedangkan, elektabilitas partai politik di Sumatera Utara, Partai Golkar masih teratas dengan perolehan suara sebesar 14,23 persen diikuti PDIP sebesar 12,76 persen, Gerindra sebesar 10,54 persen, Partai Demokrat sebesar 6,9 persen, PKS sebesar 3,13 persen, NasDem sebesar 2,98 persen, PPP sebesar 2,6 persen, PAN sebesar 2,4 persen, Perindo sebesar 1,23 persen, PKB sebesar 1,03 persen, Partai Solidaritas Indonesia sebesar 0,93 persen, dan Hanura sebesar 0,72 persen," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil