Harga minyak mentah Indonesia (ICP) meningkat pada Desember 2017. Berdasarkan perhitungan formula ICP, harga rata-rata pada bulan lalu sebesar USD60,90/barel atau naik USD1,56/barel dari USD59,34/barel pada November.
Peningkatan juga terjadi pada harga minyak nasional Sumatra Light Crude (SLC) menjadi USD61,19/barel. SLC naik sebesar USD1,36/barel dari November yang mencapai USD59,83/barel.
Dalam keterangan tulis yang diterima Warta Ekonomi, peningkatan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan beberapa faktor.
Pertama, negara-negara OPEC memperpanjang kesepakatan untuk membatasi produksi hingga akhir tahun 2018. Kedua, berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) di Desember 2017, dimana produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada November 2017 mengalami penurunan dibandingkan dengan Oktober 2017 sebesar 0,13 juta barel/hari, dari 32,49 juta barel/hari pada Oktober 2017 menjadi sebesar 32,36 juta barel/hari pada November 2017.
Ketiga, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA)-USA, tingkat stok minyak mentah komersial Amerika Serikat selama Desember 2017 (sampai minggu ke-4) mengalami penurunan dibandingkan dengan stok di November 2017, yaitu stok minyak mentah komersial turun sebesar 21,8 juta barel menjadi sebesar 431,9 juta barel dari stok November 2017 sebesar 453,7 juta barel.
Penyebab lainnya jalur perpipaan minyak terbesar di United Kingdom, North Sea Forties, yang mengalirkan sekitar 450.000 BOPD minyak shut down. Diperkirakan diperlukan waktu perbaikan selama beberapa minggu sebelum pipa dapat beroperasi normal kembali.
Berikutnya terjadinya ledakan di terminal bus New York Port Authority pada 11 Desember 2017 yang meningkatkan pembelian minyak di pasar Amerika Serikat.
Selain itu, serikat buruh minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar di Afrika, melancarkan aksi mogok kerja pada 18 Desember 2017 sebagai protes atas terjadinya pemecatan masal di negara tersebut. Rencana aksi mogok kerja tersebut menimbulkan kekhawatiran terganggunya produksi minyak di Nigeria.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: