Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perempuan India Ini Lebih Memilih Banteng Sebagai Pendamping Hidupnya

Perempuan India Ini Lebih Memilih Banteng Sebagai Pendamping Hidupnya Kredit Foto: BBC Tamil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selvarani Kanagarasu, seorang buruh upah harian dari negara bagian Tamil Nadu, India selatan, telah menghindari prosesi pernikahan dalam hidupnya sehingga dia bisa mengurus seekor banteng. Pramila Krishnan dari BBC Tamil berbicara kepadanya tentang hidupnya.

Kanagarasu, sekarang berusia 48 tahun, dirinya masih berusia remaja saat memutuskan untuk mengikuti jejak ayah dan kakeknya, yang mengumpulkan banteng jantan untuk bersaing dalam kontes penjarahan tradisional negara bagian yang dikenal sebagai, Jallikattu.

Jallikattu telah populer selama berabad-abad di Tamil Nadu, dan dipraktekkan secara tradisional selama festival panen Pongal pada bulan Januari. Ribuan pria mengejar banteng untuk meraih hadiah yang diikatkan pada tanduk mereka.

Olahraga tersebut tidak dipraktekkan selama dua tahun, menyusul larangan oleh Mahkamah Agung India atas dasar kekejaman terhadap hewan. Namun, setelah demonstrasi massal di negara bagian tersebut meletus, pemerintah federal mmeberikan jalan untuk melanjutkan lagi festival tersebut pada bulan Januari 2017.

"Ayah dan kakek saya sama-sama menaikkan banteng jantan dan juga menganggap mereka anak-anak mereka," pungkasnya.

Tugas melanjutkan tradisi keluarga biasanya akan jatuh ke saudara laki-laki Kanagarasu, tetapi dirinya mengatakan mereka tidak punya waktu untuk merawat hewan-hewan tersebut. Jadi, dirinya memutuskan untuk merawat banteng tersebut, Ramu adalah banteng berusia 18 tahun yang merupakan legenda di lingkungan Jallikattu setempat.

Ramu telah memenangkan lima dari tujuh acara Jallikattu yang telah diikuti, hadiah jaring seperti sari sutra dan koin emas telah disumbangkan untuk pemiliknya yang setia.

''Ramu adalah anak laki-laki bagiku. Dirinya telah memenangkan hadiah tapi yang lebih penting, dia mendapat kehormatan untuk keluarga saya di desa tersebut," tuturnya, dengan menambahkan bahwa Ramu "sangat dicintai" meski ukuran dan amarahnya di arena Jallikattu juga telah melegenda.

Selama bertahun-tahun, puluhan orang telah dipancing atau diinjak-injak sampai mati dalam kontes tersebut. Ratusan, termasuk penonton, telah terluka atau bahkan sampai meninggal dunia. Di beberapa arena, anyaman anyaman dari pohon kelapa menjadi bantalan ketika peserta jatuh, namun upaya tersebut tidak memberikan pertahanan pada seekor banteng yang sedang mengamuk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: