Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buka Rute Penerbangan Baru, China: Kami Tidak Butuh Izin Taiwan

Buka Rute Penerbangan Baru, China: Kami Tidak Butuh Izin Taiwan Kredit Foto: Reuters/James Pomfret
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah China mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya tidak memerlukan izin Taiwan untuk membuka rute udara baru, setelah Taipei mengeluh bahwa sebuah rute baru di Selat Taiwan sempit yang memisahkan keduanya adalah sebuah risiko keamanan dan keamanan.

Beijing telah mengambil sikap yang semakin berlawanan terhadap Taipei sejak pemilihan dua tahun lalu dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik pro-kemerdekaan.

Tsai mengatakan awal bulan ini bahwa pembukaan rute udara, yang mendekati hampir dua kelompok pulau yang dikuasai Taiwan di lepas pantai China merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan mengancam keamanan regional serta mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Taiwan mengatakan pembukaan rute M503 ke utara di Selat Taiwan dilakukan tanpa ada pemberitahuan ke Taiwan, dan upaya tersebut bertentangan dengan apa yang dikatakan pemerintah demokratis di Taipei terkait dengan kesepakatan di 2015 untuk pertama kali membahas jalur penerbangan tersebut.

Berbicara di sebuah konferensi pers reguler di Beijing, Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan-China, membantah melanggar kesepakatan 2015 dan mengatakan bahwa Taiwan telah diberitahu jika rute tersebut akan dibuka.

"Tapi ini tidak berarti bahwa rute penerbangan terbuka membutuhkan kesepakatan dari Taiwan," tutur Ma, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (17/1/2018).

Tidak akan ada dampak pada keamanan penerbangan untuk Taiwan, Ma menambahkan, serta mengatakan bahwa rute tersebut diperlukan untuk mengurangi tekanan pada rute yang sibuk di China tenggara antara Hong Kong dan Shanghai.

"Rute tersebut disetujui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional secara ilmiah dan profesional," ujarnya.

"Kita harus percaya pada sains, dan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional," ungkap Ma.

"Taiwan harus memiliki pandangan yang benar mengenai masalah ini dan berhenti mencari peluang untuk membuat keributan," tambahnya.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang bandel, dan juga menghentikan komunikasi resmi dengan pemerintah Taiwan setelah Tsai berkuasa pada 2016.

China menduga Tsai ingin mendorong kemerdekaan formal, Tsai mengatakan bahwa dirinya ingin mempertahankan status quo dengan China dan berkomitmen untuk memastikan perdamaian. China dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan latihan militernya di sekitar Taiwan, membuat Taipei khawatir. China juga mengatakan latihan itu rutin, tapi tidak akan mentolerir upaya Taiwan untuk menyatakan kemerdekaannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: