Jim Mattis selaku Menteri Pertahanan A.S. memuji Vietnam pada hari Rabu (24/1/2018) karena mendukung sanksi PBB terhadap Korea Utara dan menyatakan harapannya bahwa Washington dan Hanoi dapat membangun hubungan pertahanan yang lebih dekat meskipun sejarah menyatakan jika kedua negara pernah saling bermusuhan.
"Mereka telah melangkah maju dan menyesuaikan diri dengan sanksi PBB," ungkapnya kepada wartawan yang terbang bersamanya dari Jakarta, Indonesia, di mana dia mengadakan perundingan tingkat tinggi dan mengamati tampilan keterampilan atraksi tempur oleh Tentara Nasional Indonesia, sebagaimana dikutip dari Fox News, Rabu (24/1/2018).
Kunjungan bos Pentagon tersebut terjadi beberapa hari sebelum peringatan 50 tahun serangan Tet, sebuah titik balik dalam perang Amerika melawan Vietnam Utara yang komunis. Mattis, yang tidak bertindak dalam perang tersebut, mengatakan bahwa hal itu bukanlah hambatan bagi hubungan kedua negara saat ini.
"Ini di masa lalu kita," tuturnya.
Serangan Tet, yang dinamai untuk liburan Tahun Baru Imlek yang diluncurkan pada 1968, merupakan kegagalan di medan perang bagi Vietnam Utara namun sebuah kemenangan politik dalam artian menusuk harapan Amerika untuk memenangkan perang.
Mattis mengatakan bahwa kedekatan Vietnam dengan Laut China Selatan membuat negara ini menjadi pemain kunci dalam perselisihan dengan China mengenai klaim teritorial terhadap pulau kecil, kawanan dan formasi tanah kecil lainnya di laut. Vietnam juga melakukan perang perbatasan dengan China pada tahun 1979.
"Karena garis pantai yang mereka miliki dan posisi yang mereka tempati, mereka akan menjadi fondasi untuk segala kemakmuran" di kawasan ini, yang merupakan satu alasan untuk mendorong sekarang hubungan pertahanan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat,” tuturnya
Selama kunjungannya, Mattis juga berencana untuk bertemu dengan perwakilan dari sebuah organisasi Pentagon, Badan Pertahanan POW-MIA, yang melakukan pencarian sisa-sisa anggota layanan Amerika yang masih belum diketahui dari perang Vietnam, yang berakhir pada tahun 1975.
Kemudian dalam seminggu Mattis berencana untuk terbang ke Hawaii untuk melakukan pembicaraan dengan komandan A.S. dan untuk bertemu dengan rekannya dari Korea Selatan untuk membahas situasi tersebut dengan Korea Utara.
Sebelum meninggalkan Jakarta pada hari Rabu pagi, Mattis disuguhi demonstrasi keterampilan melawan terorisme oleh TNI. Pasukan komando memamerkan keterampilan tempur tangan kosong mereka dan melakukan serangkaian gerakan ekstrem termasuk memiringkan kepala ular hidup dan meminum darah mereka.
Mattis mengatakan dalam kunjungannya ke Jakarta bahwa ia berharap AS dapat mengembangkan hubungan lebih dekat dengan militer Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo