Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecelakaan Konstruksi Berujung Maut Gara-gara Proyek Dikebut?

Kecelakaan Konstruksi Berujung Maut Gara-gara Proyek Dikebut? Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kecelakaan konstruksi kembali terjadi di Indonesia dan menewaskan empat orang. Percepatan pengerjaan proyek-proyek infrastruktur dituding menjadi penyebab maraknya kecelakaan.

Hari ini bantalan rel pada proyek jalur ganda kereta di Jatinegara, Jakarta Timur, jatuh yang menyebabkan empat orang meninggal dunia. Keempat orang tersebut merupakan pekerja proyek, yakni Jaenudin (44), Dami Prasetyo (25), Jana Sutrisna, dan Joni (34).

Kecelakaan kerja proyek konstruksi tersebut disebabkan jatuhnya bantalan rel jalur ganda yang akan dipasang dengan alat crane. Ketika posisi bantalan rel di atas tiba-tiba mengalami kemiringan dan jatuh menimpa para pekerja.

Setahun belakang kecelakaan konstruksi kerap terjadi di Indonesia yang menyebabkan beberapa orang tewas. Misalnya, konstruksi bangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) yang ambruk di Pasuruan pada Oktober 2017 dan menyebabkan satu pekerja meninggal dunia serta dua orang mengalami luka-luka.

Kemudian konstruksi bangunan pada proyek jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang terletak di Caringin, Bogor, yang ambruk pada September 2017 dan menewaskan satu orang pekerja serta melukai dua orang lain.

Adapun, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa menegaskan percepatan pembangunan infrastruktur bukan penyebab utama maraknya kasus kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini. Ia menjelaskan maraknya kecelakaan lebih disebabkan oleh kelalaian dan lemahnya pengawasan di lapangan.

"Hampir semua kecelakaan kerja itu terjadi karena kelalaian, entah itu karena pengawasan tidak dilakukan dengan baik atau mungkin tidak mengikuti prosedur karena sudah menganggap remeh atau menganggap biasa," tutur Erwin.

Kadin meminta kepada pelaku konstruksi agar menjadikan keselamatan kerja sebagai investasi dan bukan sebagai beban usaha. Kadin juga meminta kepada semua stakeholder agar dapat memfasilitasi peningkatan keterampilan pekerja konstruksi.

"Maraknya kejadian kecelakaan dalam proyek strategis nasional akhir-akhir ini sudah seharusnya membunyikan alarm bahaya bagi kelangsungan pekerjaan para kontraktor," pungkasnya.

Abaikan SOP

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanudin mengatakan penyebab sejumlah kasus kecelakaan kerja ialah belum dipenuhinya standar prosedur operasional (SOP) konstruksi. Ia menjelaskan SOP yang tak dipenuhi terutama pada proses pengangkatan balok (erection girder), pemasangan pengaku (bracing), dan penarikan kabel (stressing).

"Penyebab berikutnya jet hidrolik yang tak bekerja dengan baik. Ini identikasi secara umum," kata Syarif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: