Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkop-UKM Ajak Menwa Berwirausaha dan Berkoperasi

Kemenkop-UKM Ajak Menwa Berwirausaha dan Berkoperasi Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengisi kelas pada acara Kursus Kader Pimpinan Angkatan XXXVI Tahun 2018, Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia di Seskoal, Jakarta Selatan, Jumat (23/2/2018). | Kredit Foto: Kemenkop UKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengajak para anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) mulai belajar berwirausaha dan berkoperasi. Tujuannya agar saat lulus kuliah nanti tidak dipusingkan dengan urusan mencari pekerjaan. Justru sebaliknya, berwirausaha akan mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

"Pemerintah saat ini tengah gencar mendorong Gerakan Kewirausahaan Nasional. Bahkan, tak lama lagi akan digulirkan program strategis lainnya, yaitu Gerakan Mahasiswa Wirausaha (GMW)," ungkap Agus saat mengisi kelas pada acara Kursus Kader Pimpinan Angkatan XXXVI Tahun 2018, Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia di Seskoal, Jakarta Selatan, Jumat (23/2/2018).

Agus menjelaskan, saat ini rasio kewirausahaan Indonesia sudah berada pada level 3,1% dari total jumlah penduduk Indonesia. Proyeksi tahun ini diupayakan untuk mencapai rasio 4-5%. "Untuk mencapai itu, selain terus mendorong jiwa kewirausahaan melalui berbagai pelatihan dan vokasional, Kemenkop dan UKM juga memiliki program pembiayaan bagi wirausaha pemula. Bisa melalui dana bergulir dari LPDB KUMKM, hingga kredit usaha rakyat atau KUR dengan bunga hanya 7% per tahun. Bagi yang sudah menghasilkan suatu produk, kita juga bisa membantu pengurusan hak cipta," jelas Agus.

Agus juga meminta para mahasiswa yang sudah berwirausaha menghasilkan produk agar memperhatikan mengenai kemasan. "Kemasan produk itu penting. Bisa saja kita menciptakan suatu produk yang sudah banyak di pasaran. Namun, yang bisa membedakan produk kita dengan lainnya adalah dari sisi kemasan. Kemasan juga bisa menunjukkan kelas produk kita ada di mana," imbuh Agus.

Agus pun mendorong agar para Menwa mau mempelajari bisnis secara online atau e-commerce. Pasalnya, sekarang merupakan era teknologi. Saat ini, dunia usaha tak lagi mengenal waktu, ruang, dan jarak. Dunia hanya sebatas dalam genggaman gadget. "Tanpa menguasai IT, jangan harap bisa menembus pasar," ujar Agus.

Hanya saja, menurut Agus, untuk bisa menjadi sukses, seseorang harus mampu memiliki lima kunci sukses yang saling melengkapi. "Pertama, knowledge. Meski dia lulus dengan Cum Laude, namun belum tentu berhasil atau sukses dalam kehidupan bermasyarakat. Ada hal lain yang harus dimiliki. Kunci sukses kedua yaitu memiliki skill atau ketrampilan. Keterampilan bisa karena dilatih atau bakat. Skill ini juga bisa menjadi ikon seseorang untuk dikenal luas banyak orang. Kita harus mampu menciptakan karakter khas diri kita sendiri," kata Agus.

Kunci sukses ketiga adalah memiliki networking yang luas. Keempat, bisa memanfaatkan peluang yang ada. "Kelima, yang tak kalah penting adalah mampu menjaga sikap dan perilaku. Jangan sampai berjanji tapi ingkar, berkata suka bohong, dan sebagainya. Di samping lima kunci sukses itu, kita juga harus mampu bersikap cepat tapi tidak mendahului, tajam analisa tapi tidak melukai, dan menang tapi tidak mengalahkan. Dan yang tidak dilupakan adalah selalu berdoa," papar Agus lagi.

Agus juga berharap agar para Menwa bila kelak menjadi pemimpin harus seperti harimau yang kalem, gagah, wibawa, mata tajam, dan bila mendapat mangsa hanya mengambil isi dalamnya saja. Sisanya untuk dimakan hewan lainnya. "Intinya, seorang pemimpin itu harus mau berbagi dan mengayomi," tegas Agus.

Selain itu, Agus juga mengajak 57 orang Menwa peserta kursus perwakilan dari seluruh Indonesia, untuk belajar berkoperasi. Prosesnya amat mudah dan sederhana dan bisa dilakukan secara online. "Kami akan memberikan penyuluhan berkoperasi yang baik dan benar. Para Menwa yang sudah tergabung dalam wadah koperasi tinggal mengadakan RAT menentukan iuran pokok, wajib, dan sukarela. Tentukan pula unit usaha yang akan dijalani oleh koperasi. Jangan lupa, koperasi itu merupakan salah satu kekuatan ekonomi Indonesia, selain sektor BUMN dan swasta," pungkas Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: