Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Normalnya Rupiah Berada di Posisi Rp13.300 Per Dolar AS

BI: Normalnya Rupiah Berada di Posisi Rp13.300 Per Dolar AS Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah memasuki area depresiasi yang terlalu dalam (overshoot) di level Rp13.746 per dolar AS. Menurut bank sentral, dalam kondisi normal rupiah yang sesuai dengan fundamentalnya ada pada kisaran Rp13.200-Rp13.300 per dolar AS.

Data Jisdor BI mencatat nilai tukar Rupiah hari ini, Jumat (2/3/2018) berada di posisi Rp13.746 per dolar AS. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp13.793 per dolar AS.

"Sebenarnya, waktu kemarin trading di level Rp13.200-Rp13.300 (nilai tukar rupiah) itu masih di level yang cocok. Jadi, kalau sekarang di level Rp13.600-Rp13.700, menurut kami sudah overshoot," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Oleh karena itu, jelas Mirza, setelah rupiah memasuki zona overshoot, BI selalu masuk ke pasar valuta asing maupun Surat Berharga Negara (SBN) untuk menjaga stabilitas di pasar. "Para eksportir juga kami lihat sudah mulai masuk untuk menjual hasil ekspornya," kata Mirza.

Menurut Mirza, upaya menjaga stabilitas rupiah seharusnya juga dibarengi dengan upaya pemerintah menjaga fundamental ekonomi di dalam negeri. "Kenapa kami bisa mempertahankan bunga rendah, sedangkan Fed menaikkan bunga lima kali? Karena, inflasi bisa dijaga rendah antara 3 sampai 3,6 persen tiga tahun terakhir," paparnya.

Selain itu, lanjut Mirza, kebijakan BI tidak menaikkan BI 7-day Repo Rate juga didukung oleh current account deficit yang terjaga di bawah 2 persen terhadap PDB. "Selama current account deficit di bawah 2,5 persen PDB, itu defisit yang menurut kami sehat," tutup dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: