Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Fokus Kerjakan Titik Strategis

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Fokus Kerjakan Titik Strategis Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mengawal perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Perkembangan terbaru, konstruksi tunnel (terowongan) sudah berjalan di wilayah Walini yang terletak di Bandung Barat dan di wilayah Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

Menteri BUMN Rini M Soemarno melakukan peninjauan ke lokasi tunnel Walini di Bandung. Menurutnya, wilayah Walini dan Halim Perdanakusuma tersebut termasuk dalam bagian titik strategis dari keseluruhan proses pembangunan proyek kereta cepat. 

Pembangunan tunnel dilakukan lebih dulu lantaran proses konstruksinya membutuhkan waktu. Di titik lainnya juga sudah dimulai pengerjaan rel layang (elevated).

"Kehadiran kereta cepat bisa menjadi upaya menumbuhkan ekonomi di sepanjang koridor Jakarta-Bandung melalui penciptaan sentra ekonomi baru baik di sektor usaha kecil menengah maupun ekonomi masyarakat sekitar," ujar Menteri Rini Soemarno, Rabu (21/3/2018).

Kereta dengan kecepatan 350 km/jam ini akan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 45 menit. Kereta ini akan dilengkapi empat stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar. Jalur kereta cepat juga tidak menggunakan jalur rel yang sudah ada, melainkan dibuat jalur rel baru yang sesuai dengan spesifikasi kereta cepat.

Kehadiran kereta cepat ini diharapkan mampu memberikan pilihan moda transportasi masyarakat dengan menghemat waktu tempuh, efisiensi, serta memberikan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

Kereta cepat Jakarta-Bandung ini merupakan awal dari pembangunan kereta cepat yang secara jangka panjang ditargetkan bisa beroperasi juga di daerah lainnya. Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dipilih untuk dilaksanakan terlebih dahulu lantaran dinilai paling siap dari sisi lahan, sisi bisnis, dan kelayakan secara keseluruhan.

"Yang tak kalah penting juga, proyek dengan investasi besar ini sama sekali tidak menggunakan APBN. Tapi lewat pinjaman B to B dengan bunga rendah," tambah Rini.

Tahapan selanjutnya setelah pembangunan tunnel dan elevated adalah instalasi track, sistem persinyalan dan telekomunikasi. Tahap instalasi tersebut ditargetkan bisa terlaksana pada pertengahan tahun 2020 dan rampung pada akhir 2020.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: