Penyelidik dari pengawas data Inggris pada Jumat (23/3/2018) menggeledah kantor Cambridge Analytica, perusahaan pengulas data di pusat badai tuduhan bahwa data Facebook diambil dengan tidak benar untuk membidik pemilih Amerika Serikat.
Sekitar 20 petugas, mengenakan jaket hitam dengan tulisan "ICO Enforcement", tiba di kantor pusat perusahaan tersebut di London segera setelah hakim Pengadilan Tinggi memberikan perintah pencarian, yang diminta Kantor Komisi Informasi (ICO).
"Petugas itu, yang diizinkan masuk ke gedung oleh penjaga keamanan, terlihat memeriksa buku dan beberapa dokumen dari jendela kantor lantai dua di jalan New Oxford di London," tutur saksi.
Elizabeth Denham, kepala ICO, meminta surat perintah itu setelah seorang pengungkap mengatakan bahwa Cambridge Analytica mengumpulkan keterangan pribadi dari 50 juta pengguna Facebook untuk mendukung kampanye Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada 2016.
Inggris sedang menyelidiki apakah Facebook, jaringan media sosial terbesar di dunia, melakukan hal yang cukup untuk melindungi data. Anggota parlemen AS pada Jumat meminta Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg datang ke Kongres untuk menjelaskan bagaimana data pengguna jatuh ke ke tangan Cambridge Analytica, menambah tekanan pada perusahaan, yang mendapat kecaman dari investor dan pengiklan.
Secara terpisah pada Jumat, surat kabar Guardian Inggris mengatakan, mantan konsultan politik Cambridge Analytica menuduh manajemen perusahaan menyesatkan publik Inggris tentang pekerjaan yang dilakukannya untuk kelompok pro-Brexit sebelum pemungutan suara untuk meninggalkan Uni Eropa.
Brittany Kaiser, seorang direktur pengembangan bisnis di perusahaan dari 2014 hingga awal tahun ini, mengatakan kepada Guardian bahwa Cambridge Analytica melakukan pengacakan data dan analisis untuk Leave.EU, sementara secara terbuka pihaknya menyangkal hal itu. Arron Banks, donor utama untuk Leave.EU, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Leave.EU tidak menerima data atau pekerjaan apa pun dari Cambridge Analytica meskipun Partai Kemerdekaan Inggris, yang juga berkampanye untuk Brexit, memberikan perusahaan itu sebagian datanya yang dianalisis perusahaan.
"Tapi itu tidak digunakan dalam kampanye Brexit. Cambridge Analytica berusaha membuat saya membayar untuk pekerjaan itu, tetapi saya menolak. Itu tidak ada hubungannya dengan kami," demikian Banks.
Upaya oleh ICO untuk menyelidiki Cambridge Analytica terhambat pada Kamis setelah hakim menunda penerapannya untuk mencari kantor kelompok konsultan Inggris selama 24 jam. Anggota parlemen AS dan Eropa telah meminta penjelasan tentang bagaimana perusahaan konsultan Inggris tersebut memperoleh akses ke data pada 2014 dan mengapa Facebook gagal menginformasikan penggunanya, menimbulkan pertanyaan industri yang lebih luas tentang privasi konsumen. Zuckerberg mengatakan pada Rabu bahwa perusahaannya membuat kesalahan dalam penanganan data dan menjanjikan langkah ketat untuk membatasi upaya pengembang ke data. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo