Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso Sungkari mengatakan, minimnya angel investor di Indonesia bukan dikarenakan tidak adanya investor yang menyentuh startup, akan tetapi kehadiran startup di Indonesia masih tergolong baru jika dibandingkan dengan negara lain.
Selain itu, menurut Hari, para investor tidak dapat serta-merta memberikan pendanaan kepada para startup, melainkan harus mengetahui trac startup tersebut, mulai dari model bisnis dan hal lainnya.
"Jadi, urutannya kan begini, pertama startup berdiri, kemudian di ujung investor. Investor itu baru mau menanam kalau sudah ada traction. Artinya, ada penjualan. Belum tentu untung, tetapi ada penjualan. Itu intinya. Makanya, angel investor belum banyak karena masih di hulu," jelas Hari kepada Warta Ekonomi usai meluncurkan startup Media Soca, Minggu (25/3/2018) di Jakarta.
Untuk itu, menurut Hari, tugas Pemerintah termasuk Bekraf adalah mengangkat hal ini.
"Apa yang harus kita benahi, yaitu ekosistem inkubator," kata Hari.
Mengakui banyaknya investor asing yang masuk untuk mendanai para startup, Hari mengungkapkan bahwa investor dalam negeri belum terbiasa dengan bisnis startup.
"Yang dari luar sudah terbiasa maka datang kesini. Tetapi, sekarang baru mulai ada beberapa, Indonesia juga mulai masuk," ungkapnya.
Hari juga menambahkan bahwa startup merupakan bisnis yang tidak memiliki kolateral maupun aset. "Tidak punya tanah, tidak punya gedung," tandasnya.
Namun, ketika mulai banyak investor asing masuk untuk mendanai startup, para investor lokal pun mulai melirik bisnis startup dan bisa melihat bahwa startup bisa menghasilkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah