Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat optimis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan mencatatkan kinerja positif di tahun 2018. Salah satu faktor pendorongnya adalah kinerja 2017 yang membaik. Perseroan membukukan penurunan rugi tahun berjalan sebesar 54,90%, yakni menjadi setara Rp1,15 triliun dibandingkan rugi tahun 2016 setara Rp2,55 triliun.
Perbaikan kinerja ini terlihat dari perolehan laba usaha perseroan tahun 2017 setara Rp443,36 miliar, tumbuh 154,79% dari nilai tahun 2016 sebesar Rp286,30 miliar.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan telah memberikan arahan agar manajemen Krakatau Steel dapat segera menyelesaikan proyek-proyek investasinya.
"Salah satu contohnya pabrik blast furnace. Nah, itu akan diselesaikan tahun ini. Itu akan sangat membantu kinerja perusahaan," jelas Harry di Jakarta, Selasa (27/03/2018).
Selain itu, emiten dengan kode KRAS itu tengah menata ulang semua portofolio anak perusahaannya. Tujuannya untuk lebih mengoptimalkan kontribusi pendapatan dari entitas perseroan.
Ditambah lagi, KRAS tengah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah untuk bisa meningkatkan skala ekonomis dari produk baja.
"Nama programnya yaitu Cilegon 10 juta ton Steel Cluster pada 2025. Kalau itu tercapai maka akan lebih baik lagi efisiensi yang didapat hingga akhirnya pendapatan KRAS pun terus meningkat," pungkasnya.
Membaiknya kinerja perseroan dipicu oleh naiknya harga jual rata-rata produk baja. Selain itu, perseroan mampu meningkatkan pendapatan usaha menjadi setara Rp19,39 triliun dari Rp17,89 triliun di tahun 2016. Pertumbuhan KRAS juga terjadi pada total aset perseroan, di tahun 2017 total aset perusahaan meningkat menjadi Rp55,74 triliun atau naik 5,39 persen dari total aset tahun 2016 sebesar Rp52,89 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah