Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inovasi Teknologi dan Standardisasi Sawit Jadi Fokus ICOPE 2018

Inovasi Teknologi dan Standardisasi Sawit Jadi Fokus ICOPE 2018 Kredit Foto: Antara/Jojon
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sinar Mas Agribusiness and Food, WWF Indonesia, dan CIRAD Prancis bakal kembali menggelar Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan bertajuk International Conference on Oil Palm and The Environment (ICOPE) ke-6 di The Westin Ressort, Nusa Dua Bali, pada 25-27 April 2018 mendatang.

Sebanyak 400 peserta dari 19 negara diprediksi akan menghadiri kegiatan yang diselenggarakan dua tahun sekali tersebut.

Ketua Panitia ICOPE 2018 J.P Caliman mengatakan konferensi tahun ini akan membahas topik-topik yang berkaitan dengan industri minyak kelapa sawit seperti kontribusi teknologi pertanian dengan tingkat akurasi tinggi dalam mencapai praktik keberlanjutan yang selaras dengan produksi dan konservasi. Lalu konferensi juga membahas tentang terobosan dan perbaikan baru dari jejak karbon dan air serta standar berkelanjutan industri sawit.

"Melalui konferensi ini diharapkan dapat menemukan solusi untuk meningkatkan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan dengan menggunakan sains dan tekonologi juga sekaligus menetapkan tolak ukur untuk meningkatkan standar industri secara keseluruhan," kata Caliman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/4/2018).

Sementara itu, Director Policy, Sustainability, and Transformation WWF Indonesia Aditya Bayunanda menjelaskan isu kelapa sawit seringkali kontroversial dan perkembangannya saat ini justru menyudutkan sektor ini sebagai kontributor emisi karbon, aktivitas deforestasi, dan kebakaran lahan.

"Kami bersama dengan mitra-mitra menyelenggarakan ICOPE dengan maksud menyediakan platform diskusi ilmiah untuk memunculkan invovasi teknologi dan kebijakan yang bisa menjawab tantangan pembahasan berkelanjutan maupun tudingan deforestasi tadi," ujarnya.

Direktur Utama Sinar Mas Agribusiness and Food Daud Dharsono menambahkan bahwa perusahaan sudah menjalankan bisnis sawit semenjak 1983 yang tujuannya untuk kepentingan jangka panjang. Itu sebabnya, DNA perusahaan sudah melekat aspek sustainability untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan lingkungan.

"Kami bersama CIRAD dan WWF yang telah lama menjadi partner ingin mencarikan solusi terkait lingkungan dan climate change. Memang masih ada kelemahan dalam tata kelola perkebunan sawit, tetapi harus dicarikan solusi," ucap dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: