Akibat penyakit rubella yang diderita sang anak, Mei tak mau melewatkan sedikit waktunya tanpa Fin, anak tercintanya. Mei merupakan salah satu dari sekian orang tua yang menggunakan aplikasi khusus anak berkebutuhan khusus (ABK) Spokle.
Mei menceritakan, anaknya yang berusia dua tahun lebih itu telah menggunakan Spokle selama delapan bulan. Alasan Mei menggunakan aplikasi ini lantaran perkembangan sang anak tidak sama dengan anak normal lainnya. Sensor motoriknya perlu distimulasi secara intensif.
"Karena rubella, mata anak saya kena katarak dan jantungnya bocor. Jadi, saat ini duduk dan tengkurap telat," ungkap Mei seusai workshop dengan ahli terapis internasional Andrew Kendrick di Hotel Harris, Jakarta, belum lama ini.
Selain berinteraksi dengan ponsel pintar, Spokle juga menghadirkan seminar dan memberikan metode langsung lewat para terapis. Di pertemuan ini orang tua berhadapan langsung dengan para terapis internasional.
"Aktivitasnya itu vestibular. Anak-anak bermain bola untuk menstimulasi. Setiap minggunya ada progres walaupun masih tertinggal dengan anak normal lainnya," tutur Mei.
Stimulasi vestibular yang diberikan terapis Spokle, sambung Mei, cukup membantu anaknya yang mengalami gangguan pendengaran.
"Di rumah juga dilakukan stimulasi-stimulasi seperti bermain play doh. Aktivitasnya sebenarnya main sambil belajar. Sebenarnya main-main, tapi ada tujuannya," imbuhnya.
Mei mengaku sumber informasi Spokle datang dari pencariannya melalui online. Sebelum menemukan Spokle, Mei kerap membawa anaknya ke rumah sakit untuk melalukan fisio terapi.
"Dalam setahun sering bolak balik ke rumah sakit. Periksa matanya juga," terangnya.
Beberapa waktu lalu, aplikasi yang berbasis di Australia ini meluncurkan fitur untuk membantu anak yang memiliki gangguan pendengaran. Program ini dapat menjawab keresahan para orang tua dengan anak gangguan pendengaran untuk memperoleh dukungan serta bimbingan dari para ahli professional yang sangat terjangkau.
"Saya tahu banyak orang tua seperti saya yang membutuhkan bantuan spesialis untuk anak-anak mereka, tetapi mereka tinggal terlalu jauh dari kota. Sulit bagi mereka untuk melakukan terapi," imbuh Mei.
Dengan kesabaran yang dimiliki, langkah Mei akhirnya membuahkan hasil. Saat ini, motorik kasar anaknya mulai terlatih.
"Progresnya sudah bisa jalan. Sekarang sudah bisa lompat, perabaannya sudah mulai memegang sesuatu seperti beras," ujarnya.
Untuk diketahui, semua program dalam aplikasi Spokle dapat diakses secara berlangganan dengan biaya Rp250.000 per bulan dan tersedia di iTunes dan Google Play Store.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: