Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polri Sebut Usai Ditangkapnya Sindikat Saracen, Pemberitaan Hoax Menurun

Polri Sebut Usai Ditangkapnya Sindikat Saracen, Pemberitaan Hoax Menurun Kredit Foto: Min Won-Ki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Divisi Humas Polri Setyo Wasisto mengungkapkan, dibongkarnya kasus sindikat penyebar ujaran kebencian atau isu SARA dan hoax, Saracen, ke publik membawa pengaruh positif kepada masyarakat luas. Pemberitaan yang tidak didasari kebenaran atau hoax kini bisa terminimalisasi.

"Setelah ditangkapnya kelompok Saracen, kecenderungan berita hoax menurun tajam. Hasil penelitian dari intelijen, (berita hoax) menurun," ungkap Setyo dalam Forum Profesional Modern Terpercaya (Promoter) di Hotel 88, Jakarta, Selasa (24/4/2018).

Sebelumnya, kepolisian berhasil menangkap sindikat Saracen di berbagai wilayah. Mereka diduga menjual konten ujaran kebencian yang disebarkan.

"Pendidikan tinggi ikut menyebarkan hoax. Hoax itu diciptakan orang pintar, tapi sayangnya jahat. Sangat disayangkan hoax itu disebar orang baik, tapi, maaf, justru bodoh. Hindari hoax menuju Indonesia yang lebih baik," tuturnya.

Kendati demikian, Setyo menyoalkan seusai menurunnya kasus berita hoax justru muncul isu soal ketahanan pangan seperti telur palsu yang merebak ke publik. Setyo pun meminta masyarakat agar mengroscek terlebih dahulu.

"Logikannya, harga telur saat ini lebih mahal dibanding dari membuat telur palsu (teknologinya)," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kemenkominfo Henri Subiakto menganalogikan pemberitaan hoax yang beredar luas melalui media sosial layaknya narkoba.

"Hoax ini seperti narkoba, ada yang menyalurkan, ada yang mengonsumsi, dan ada yang ketagihan," ucapnya.

Henri menambahkan, akibat kemunculan pemberitaan palsu, banyak juga keluarga atau teman menjadi tidak harmonis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: