Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Inseminasi Buatan, Sapi Bunting di Indonesia Capai 2,3 Juta Ekor

Lewat Inseminasi Buatan, Sapi Bunting di Indonesia Capai 2,3 Juta Ekor Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Makassar -

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, mengungkapkan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) melalui Inseminasi Buatan (IB) memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Toh, inseminasi buatan yang diberikan secara gratis kepada lebih 5 juta ekor sapi, hampir separuhnya membuahkan hasil alias dinyatakan bunting. 

Berdasarkan data dari aplikasi sistem informasi kesehatan hewan Indonesia (iSIKHNAS) tercatat realisasi program UPSUS SIWAB sangat mengembirakan. Untuk pelayanan inseminasi buatan sejak Januari 2017 hingga April 2018 telah terealisasi 5,36 juta ekor sapi. Lalu kebuntingan 2,38 juta ekor sapi dan kelahiran 1,15 juta ekor sapi. 

"Sejak pemerintahan Jokowi-JK, kami mengratiskan inseminasi buatan kepada 5 juta ekor sapi. Jika nanti sapi-sapi itu besar, beratnya hingga satu ton dengan harga rata-rata Rp50 juta," ucap Menteri Amran, belum lama ini. 

"Modalnya hanya sperma sapi harganya Rp50 ribu, tapi kalau sudah lahir harganya bisa Rp10 juta. Ini baru namanya beternak dengan cerdas," sambung dia. 

Menteri Amran melanjutkan kegiatan usaha peternakan sejatinya harus dapat mensejahterakan petani dan mengentaskan kemiskinan. Toh, sektor peternakan bila dikelola dengan baik mempunyai potensi yang sangat menjanjikan. 

Menteri Amran berharap Sulsel mampu menjadi salah satu sentra sapi untuk mensuplai kebutuhan nasional, bersanding dengan empat provinsi lain yakni, Lampung, NTB, NTT, dan Jawa Timur. Tahun 2017, kelahiran sapi di Sulsel mencapai 21 ribu ekor. 

"Karena kita harus mengembangkan sapi berdasarkan keunggulan komparatif suatu daerah: agroklimatnya cocok serta kultur beternak penduduknya. Satu provinsi Jawa Timur saja mampu menghasilkan kelahiran 1,4 juta ekor sapi. Sulsel saya pikir juga pasti bisa," tuturnya. 

Menteri Amran menegaskan program inseminasi buatan sendiri akan terus dilanjutkan. Tapi target swasembada protein sebenarnya telah tercapai karena Indonesia sudah mengekspor hasil peternakan. 

Indonesia bahkan mampu mengekspor sejumlah produk peternakan bernilai strategis ke eberapa negara, seperti: olahan daging ayam, pakan ternak, telur tetas ayam ras, kambing/domba, vaksin dan obat hewan, serta produk pangan hewani lainnya. Sejauh ini, keseluruhan peternakan Indonesia sudah menembus lebih dari 110 negara.

“Minggu lalu, kita mencetak sejarah. Indonesia sudah ekspor perdana daging ayam olahan ke Jepang sebesar 6 ton, dan Timor Leste 6,6 ton. Ke Papua Nugini bahkan sudah yang keempat kalinya," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: