Jelang Asian Games, APP Sinar Mas Pasang 2 Strategi Antisipasi Karhutla
Dalam rangka mengantisipasi Asian Games 2018 yang jatuh pada musim kemarau antara bulan Mei hingga Oktober 2018, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas mengintensifikan persiapan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah konsesinya, termasuk di area Jambi. Untuk itu, APP Sinar Mas menyiapkan 2 program strategi: manajemen penanggulangan kebakaran erintegrasi (IFMS) dan Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Head of Fire Operation Management PT WKS, Eldi Ramadanis, menyampaikan, pihaknya telah mempersiapkan personel terlatih dan perlengkapan yang memadai dalam strategi manajemen penanggulangan kebakaran terintegrasi.
"Hal ini adalah realisasi komitmen zero fire–zero haze dari APP Sinar Mas, terutama selama berlangsungnya Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang,” tutur Eldi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (8/5/2018).
PT WKS telah menyiapkan sejumlah personel terlatih untuk menangani karhutla. Selain itu, pemantauan api dari ketinggian juga dilakukan melalui menara api yang tersebar di delapan wilayah yang dianggap rawan kebakaran untuk mendeteksi titik api dalam radius 10 kilometer.
Sebanyak 330 personel Regu Pemadam Kebakaran (RPK) yang tersertifikasi Manggala Agni telah disiagakan untuk melakukan pemadaman. Mereka dilengkapi dengan kendaraan patroli, pompa air, serta truk pemadam. Penggunaan teknologi juga dilakukan melalui situation room yang mengolah data citra satelit untuk deteksi dini kebakaran selama 24 jam secara real time dan tanpa henti di wilayah konsesi.
Untuk menjangkau wilayah yang sulit, disiagakan dua helikopter water bombing yang terdiri atas satu unit heli Mi8 berkapasitas 4.000 liter air, dan satu unit helikopter Bell 412 dengan kapasitas 1.000 liter air.
Untuk pencegahan karhutla dari hulu, sejak akhir 2015 APP Sinar Mas telah menyiapkan kelompok masyarakat yang tergabung dalam program DMPA. Di Jambi, kelompok masyarakat ini tersebar di enam kabupaten meliputi Tanjungjabung Barat, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjungjabung Timur, Tebo, dan Indragiri Ilir.
Head of Social and Security PT WKS, Slamet Irianto, mengungkapkan, program DMPA berfokus pada kegiatan peningkatan kesejahteraan melalui pengelolaan potensi ekonomi yang ada di sekitar desa, baik melalui kegiatan pertanian, peternakan, serta hortikultura, sehingga masyarakat tidak harus membuka lahan secara luas atau merambah hutan. Untuk Jambi, masyarakat cukup memanfaatkan lahan yang ada di desa dan mendapatkan keuntungan dari situ.
"Pola inilah yang menjadi dasar masyarakat untuk tidak lagi membuka lahan dengan metode bakar. Ia mengungkap, data menunjukkan bahwa di desa-desa yang telah terlibat program DMPA, tercatat penurunan jumlah titik panas dan titik api secara signifikan, yaitu hingga 90-100%, dalam dua tahun terakhir," urai Slamet.
Salah satu desa yang telah merasakan dampak positif program DMPA di Jambi adalah Desa Dataran Kempas. Desa ini telah menjadi desa percontohan dan meraih predikat sebagai desa terbaik tingkat Provinsi Jambi. Program DMPA yang telah berjalan di Dataran Kempas mencakup antara lain, produksi pupuk kompos berbahan dasar kotoran sapi dan pelepah sawit dengan rata-rata omzet per bulan yang mencapai Rp1 miliar.
Supari, Pendiri Kelompok Tani Mekar Jaya sekaligus fasilitator dan pengurus program pengolahan kompos, menyatakan bahwa keberhasilan kelompok taninya tak lepas dari kerja sama dengan PT WKS. Kerja sama tersebut mulai dari bantuan sapi dan kandang, hingga pemasaran kompos dengan PT WKS berperan sebagai pengguna produknya.
“Komunikasi dan kolaborasi antara masyarakat dengan perusahaan yang baik inilah yang pada akhirnya membuahkan hasil manis bagi kedua belah pihak,” ungkap Supari.
Hingga Maret 2018, jumlah desa peserta program DMPA di area Jambi mencapai 33 desa, dengan jumlah penerima manfaat program sebanyak 3.108 kepala keluarga. Total dana yang telah disetujui dan digulirkan mencapai Rp5,9 miliar, dan disalurkan melalui 15 Badan Usaha Milik Desa (BumDes) dan 18 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Dengan strategi dan program yang telah kami siapkan, serta dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran, kami optimis untuk dapat menjaga musim kemarau di Jambi dari potensi karhutla,” tutup Slamet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu