Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Indonesia Kunjungi BUMN China, Peluang Kerja Sama Terbuka Lebar

BUMN Indonesia Kunjungi BUMN China, Peluang Kerja Sama Terbuka Lebar Kredit Foto: Lembaga Manajemen FEB UI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Manajemen FEB UI mengambil inisiatif melakukan business trip program membawa beberapa perusahaan BUMN berkunjung ke China pada 8-11 Mei 2018. Tujuannya, melakukan pembelajaran dan business network antara BUMN Indonesia dan China. Kunjungan ini dipimpin oleh Managing Director LMUI, Toto Pranoto.

Managing Director LMUI, Toto Pranoto, menuturkan beberapa kontrak bisnis dan kemungkinan kerja sama didapatkan delegasi BUMN Indonesia saat berkunjung ke China ini. Pada dasarnya, BUMN China terbuka bekerja sama atas prinsip mutual benefit.

"Diharapkan peran aktif BUMN Indonesia untuk menangkap peluang kerja sama ini, apalagi China sedang fokus pada prakarsa Belt & Road Initiatives yang memungkinkan kerja sama di berbagai bidang," tutur Toto berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (10/5/2018).

Kunjungan pertama dilakukan ke lembaga pengelola BUMN di China, yaitu State Asset Supervision and Administration Commission (SASAC). Lembaga ini menjadi institusi seperti Kementerian BUMN di Indonesia. Delegasi BUMN Indonesia diterima oleh Yin Yisheng sebagai Deputi Direktur bidang Restrukturisasi SASAC.

Dia menceritakan bagaimana lembaga ini dibentuk sejak 2003 untuk menyupervisi pengelolaan BUMN menuju korporasi yang bersaing global. Saat ini, SASAC mengelola 97 BUMN dari sebanyak 105 BUMN pada periode sebelumnya. Proses merger dan holdingisasi BUMN sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir dengan tujuan mengurangi span of control dan fokus pada pengembangan BUMN.

Meskipun secara kuantitas berkurang, namun dalam konteks market value, nilai BUMN di bawah kelolaan SASAC meningkat tajam. Pada dua bulan pertama tahun 2018 ini, SASAC telah membukukan keuntungan US$24 miliar, serta nilai sales mencapai 3,7 triliun Yuan. Profit tumbuh sebesar 13,6% meskipun makro ekonomi China tumbuh lebih lambat. Sebagian besar BUMN di bawah SASAC sudah menjadi perusahaan terbuka, listed di Beijing dan Shanghai Stock Exchange.

Salah satu kunci sukses SASAC dalam pengelolaan BUMN adalah melaksanakan program restrukturisasi secara radikal sejak tahun 2008. Salah satunya melalui kebijakan meritokrasi yang ketat. Pemilihan direksi BUMN dilakukan melalui saringan asesmen yang selektif. Meskipun peran profesional sangat diandalkan dalam pengelolaan BUMN, peran negara tetap hadir dengan representasi petugas partai (PKC) di dalam struktur organisasi BUMN.

Di samping itu, diterapkan model pengelolaan BUMN yang menekankan monitoring pada kualitas dan sustainability. SASAC membuat SOP yang harus diikuti BUMN, terutama compliance terhadap regulasi yang sudah dikeluarkan. Terdapat sekitar 30 regulasi yang secara efektif diterapkan oleh BUMN. Salah satu peran  utama SASAC adalah menjaga supaya tidak terjadi penghilangan aset negara, di samping meningkatkan vitalitas BUMN. Fungsi BUMN di sini bukan semata aspek komersial, namun juga pada aspek sosial.

Sejak Konggres PKC ke-18 pada 2013, aturan pengelolaan BUMN memberikan kewenangan lebih besar pada BOD BUMN untuk untuk melaksanakan corporate actions. Sejak Maret 2018, reformasi kelembagaan BUMN diserahkan ke masing-masing BUMN supaya mereka lebih fleksibel menghadapi dinamika bisnis. Tahun 2018 ini ekonomi China sudah memasuki 40 tahun reformasi dan saat ini sudah mengikuti pasar bebas. BUMN di China saat ini dimungkinkan untuk bekerja sama membuat JV dengan perusahaan swasta.

Selain sharing session di SASAC, delegasi BUMN Indonesia juga mengunjungi China Chengtong Holding (perusahaan investasi) dan China Railways Corporation sebagai bagian dari BUMN di bawah supervisi SASAC. China Chengtong Holding adalah perusahaan pengelola aset, seperti PT PPA di Indonesia, namun juga memiliki lini bisnis tradisional yg sudah dijalankan sejak lama di bidang integrated logistic (terbesar di China), trading, serta pabrik kertas.

Chengtong mendapat mandat dari SASAC untuk melakukan restrukturisasi atas BUMN yang kurang sehat. Apabila restrukturisasi sudah selesai, BUMN tadi dikembalikan mandatnya ke SASAC. Total aset perusahaan ini sekarang mencapai 80 trillin yuan dengan total SDM mencapai 80 ribu pegawai. Chengtong menawarkan beberapa proyek kerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang pengelolaan logistik.

Selain itu, dilakukan pula kunjungan Ke China Railway Group Limited (CREC). CREC yang sudah berumur 103 tahun ini memiliki lini bisnis utama di bidang pengembangan infrastruktur kereta api. Kemudian, berkembang ke beberapa bidang lain, seperti property, finance, mining, serta konstruksi di highway.

Vice President CREC, Li Jianping, menuturkan, pada 2017, CREC masuk dalam rangking ke-57 di Fortune 500 serta memiliki proyek di 83 negara dengan anak perusahaan mencapai 55 korporasi dan jumlah SDM mencapai 300 ribu pegawai. Di Asean, mereka memiliki proyek di Malaysia, Laos, serta terlibat dalam JV pembangunan kereta cepat JKT-BDG. Perusahaan ini sudah memiliki kontak dengan INKA dan PTBA dalam kerja sama bisnis di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: