Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Sebut Pertemuan dengan Kim Jong-un di Singapura Ditunda

Trump Sebut Pertemuan dengan Kim Jong-un di Singapura Ditunda Foto kombinasi menunjukkan Kim Jong Un dari Korean Central News Agency (KCNA) yang dirilis pada 10 Mei 2016, dan Donald Trump berpose untuk foto di New York City, AS, 17 Mei 2016. | Kredit Foto: Reuters/KCNA handout via Reuters/File Photo & Reuters/Lucas Jackson/File Photo
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa (22/5/2018) bahwa pertemuan yang dijadwalkan dengan pemimpin tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) Kim Jong Un mungkin akan tertunda.

"Pertemuan mungkin tidak akan terjadi untuk 12 Juni," tutur Trump kepada wartawan di Gedung Putih selama pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, mengacu pada tanggal pertemuan yang direncanakan dengan Kim.

"Jika itu tidak terjadi, mungkin itu akan terjadi nanti. Mungkin itu akan terjadi pada waktu yang berbeda. kita akan lihat," ungkap Trump, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Rabu (22/5/2018).

Trump juga menambahkan bahwa "ada kondisi tertentu yang kita inginkan. Dan saya pikir kita akan mendapatkan kondisi itu. Dan jika tidak, kita tidak akan mengadakan pertemuan."

Namun, dirinya mengatakan bahwa Kim "benar-benar sangat serius" tentang upaya denuklirisasi Semenanjung.

"Saya pikir dia serius. Saya pikir dia ingin melihat itu terjadi. Pada saat yang sama, dia akan menuju masa depan yang berbeda dari apa yang mereka miliki," ungkap Trump.

DPRK memperingatkan pekan lalu bahwa Pyongyang harus mempertimbangkan kembali apakah akan menghadiri pertemuan Singapura jika Amerika Serikat "hanya ingin menekan DPRK untuk meninggalkan persenjataan nuklirnya."

Pyongyang menangguhkan pembicaraan antar-Korea Rabu lalu untuk memprotes latihan militer AS-Korea Selatan berskala besar, dan mendesak Korea Selatan menghentikan latihan militer gabungannya dengan Amerika Serikat.

Baik Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan terus mempersiapkan pertemuan antara Trump dan Kim.

Penasihat keamanan nasional AS John Bolton memberi peringatan kepada DPRK baru-baru ini dengan pernyataan koersif yang menunjukkan denuklirisasi Korea Utara harus mengikuti kasus mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, yang menyerahkan senjata atom, namun kemudian terbunuh dalam pemberontakan yang didukung AS.

Trump pada hari Selasa berjanji bahwa Kim akan aman dan tinggal di negaranya, dan DPRK akan menjadi makmur setelah denuklirisasi.

"Kami akan menjamin keselamatannya. Dan kami sudah membicarakan itu sejak awal. Dia akan aman. Dia akan bahagia. Negaranya akan kaya. Negaranya akan bekerja keras dan sangat makmur," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: