Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mediterania Terancam Jadi Lautan Plastik

Mediterania Terancam Jadi Lautan Plastik Kredit Foto: Reuters/Anuwar Hazarika
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mediterania terancam menjadi lautan plastik, demikian disampaikan organisasi yang menangani masalah konservasi, penelitian, dan restorasi lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam sebuah laporan yang menyerukan langkah untuk membersihkan salah satu badan air yang terdampak paling parah di dunia. WWF mengatakan Mediterania memiliki level mikroplastik yang memecahkan rekor.

Mikroplastik adalah potongan plastik kecil kurang dari lima milimeter yang bisa semakin banyak ditemukan dalam rantai makanan yang mengancam kesehatan manusia.

"Konsentrasi mikroplastik hampir empat kali lipat lebih tinggi di Mediterania dibandingkan laut terbuka di tempat lain di dunia," ungkap laporan yang berjudul Out of the Plastic Trap: Saving the Mediterranean from Plastic Pollution.

Masalah tersebut, seperti terjadi di seluruh dunia, terdapat pada plastik yang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari sementara daur ulang hanya terhitung sepertiga dari sampah di Eropa. Plastik merepresentasikan 95% sampah yang mengapung di Mediterania dan di pantainya di mana sebagian besar berasal dari Turki, Spanyol, disusul Italia, Mesir, dan Prancis, kata laporan itu.

"Untuk mengatasi masalah tersebut, harus ada perjanjian internasional untuk mengurangi pembuangan sampah plastik dan membantu membersihkan kotoran di laut," kata WWF.

Semua negara di sekitar Mediterania harus meningkatkan daur ulang, melarang penggunaan plastik tunggal seperti tas dan botol, dan menghilangkan penggunaan plastik mikro dalam deterjen atau kosmetik pada 2025.

Industri plastik itu sendiri harus mengembangkan produk yang dapat didaur ulang dan dibuat kompos yang terbuat dari bahan baku terbarukan, bukan bahan kimia yang berasal dari minyak. Masyarakat juga memiliki peran dengan membuat pilihan pribadi seperti menggunakan sisir atau peralatan dapur yang terbuat dari kayu, bukan plastik, kata WWF.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: