Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Siapkan 40% Kebutuhan Benih Jagung

Kementan Siapkan 40% Kebutuhan Benih Jagung Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah menargetkan produksi jagung sebesar 33,13 juta ton pipilan kering pada 2025 mendatang. Target ini meningkat 40,5% dibandingkan capaian produksi 2016.

Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) akan menyiapkan 40% kebutuhan benih jagung hibrida nasional.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Mohammad Ismail Wahab, mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas, petani harus menggunakan benih jagung hibrida nasional. Saat ini, penggunaan benih benih jagung hibrida masih rendah sehingga produktivitas jagung di Indonesia juga belum tinggi.

Dia menjelaskan, sekitar 44% atau 1,95 juta hektare lahan petani masih menggunakan benih jagung komposit dengan produktivitas rendah. Tingkat produktivitas tersebut hanya 3,32 sampai 5,31 ton per hektare atau 30%-70% lebih rendah dibandingkan jagung hibrida yang mencapai 8,02-10,31 ton per hektare.

"Benih jagung hibrida ini memang lebih mahal sekitar 5 kali lipat dibandingkan harga benih jagung komposit," ungkap Ismail di Jakarta, Kamis (21/6/2018)

Saat ini, Kementan telah menghasilkan sekitar 29 varietas unggul jagung hibrida dengan potensi hasil konsumsi mencapai 13,6 ton per hektare. Untuk memproduksi benih sebar (BR) jagung hibrida tersebut, Balitbangtan melakukan kerja sama lisensi guna memperoleh mitra yang berperan sebagai produsen.

Ismail menjelaskan, dalam rangka mempercepat dan meningkatkan adopsi varietas jagung hibrida, Kementan memberikan porsi bantuan benih bersubsidi varietas jagung hibrida sebanyak 40% atau sekitar 1,120 juta hektare dari total 3 juta hektare luas jagung yang mendapat bantuan pemerintah.

"Dari luasan 1,1 juta hektare tersebut dibutuhkan sekitar 16 juta kilogram benih jagung. Harapan kami, benih jagung hibrida ini dapat menggantikan jagung komposit seperti varietas Arjuna, Bisma, Lamuru, dan Sukmaraga yang masih menjadi favorit petani," ujar Ismail.

Selain untuk tingkatkan produktivitas jagung, pengembangan benih jagung hibrida juga didasarkan pada kebutuhan benih yang dapat digunakan di lahan suboptimal. Untuk itu, Balitbangkan mengembangkan Benih jagung hibrida yang juga dapat dikembangkan di lahan kering di luar Jawa.

Dengan target produksi tahun 2025 yang mencapai sekitar 33 juta ton, target luas tanam jagung tahun 2025 digenjot menjadi sekitar 5,88 juta hektare atau meningkat 32,4% dibandingkan luas panen jagung 2016 yang mencapai 4,44 juta hektare.

"Untuk mencapai target tersebut, benih jagung hibrida yang dikembangkan harus bisa dimanfaatkan oleh petani lahan subooptimal," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: