Inovasi Teknologi Pertanian, HKTI Luncurkan Drone Pertanian Bulan Depan
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendorong inovasi teknologi di bidang pertanian guna menarik kaum muda terjun ke sektor ini.
Sekretaris Jenderal HKTI, Mayjen TNI (Purn) Bambang Budi Waluyo mengungkapkan, pihaknya mendorong pengembangan inovasi teknologi pada sktor pertanian. Ini penting guna menarik minat generasi milenial terjun ke bidang pertanian.
“Melalui ajang Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) kita ingin melihat petani muda kedepan tidak harus turun langsung ke lapangan, namun cukup via online,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Dia mengatakan, HKTI aan memproduksi drone (pesawat tanpa awak) untuk pertanian. Drone ini berfungsi untuk penyemprotan pupuk dan pestisida. “Jadi untuk membasmi hama dan kelola tanah pakai drone,” jelasnya.
Bambang menuturkan, drone ini mampu mengangkat beban hingga 20 kilogram. Sedangkan durasi terbangnya bisa mencapai waktu 45 menit. “Diharapkan pada Juli atau Agustus tahun ini drone bisa langsung diaplikasikan di lapangan,” katanya.
Drone didesain untuk dapat melakukan penyemprotan pupuk, dilengkapi kamera untuk pengawasan hama tanaman dan menjadi solusi keterbatasan petani mengawasi lahan pertanian yang luas. Drone tersebut juga akan dijual terjangkau melalui skema kredit koperasi tani, dengan harga di bawah Rp100 juta.
Dia menambahkan, penggunaan alat modern di sektor pertanian ini dapat mengurangi biaya produksi di tingkat petani. “Diperkirakan 50-70% cost akan terkurangi,” ujar Bambang.
Ketua Panita (Organizing Committee) ASAFF 2018, Mayjen (Purn) Winston P Simanjuntak mejelaskan, dalam pengembangan inovasi teknologi pertanian HKTI sudah membangun kerjasama dengan universitas.
Winston mengatakan, pihaknya telah menghasilkan benih varietas unggul padi M70D, M400 dan drone pertanian
Sementara Ketua Umum HKTI Moeldoko menegaskan, pihaknya terus mendukung peningkatakan kesejahteraan petani baik melalui inovasi teknologi maupun pengamanan stok pangan.
Lanjutnya, Ia mengapresiasi tim satgas pangan yang telah mengidentifikasi pelaku-pelaku utama yang mempunyai produk pangan guram.
"Kita kolaborasi dengan BULOG baik untuk pengembangan maupum jaminan atas ketersediaan pangan. Orang-orang seperti itu (mafia pangan) harus dikasi pelajaran. Kalo sampe gak bisa saya sendiri bisa (membasmi mafia pangan)," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: