Tommy Soeharto Sebut KKN di Indonesia Parah, Politisi PPP: Sebaiknya Anda Berkaca
Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, baru-baru ini mengeluarkan statment jika korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia makin parah pascareformasi. Tidak hanya itu, utang luar negeri juga kian membesar dan investasi asing turut dimanjakan.
Atas tudingan itu, sejumlah politisi ikut menyerangnya, baik tudingan KKN, utang luar negeri, dan investasi asing. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PPP, Achmad Baidowi misalnya, mengatakan Tommy sebaiknya berkaca terlebih dahulu pada era orde baru. Sebab, kondisi bangsa Indonesia saat ini lebih baik dari zaman orde baru.
"Lahirnya reformasi itu karena masyarakat muak, KKN merajalela, dan jurang kemiskinan sangat lebar," katanya di Jakarta, Senin (23/7/2018).
Senada dengan itu, Anggota Dewan Pakar Partai Nasional Demokrat, Teuku Taufiqulhadi, mengatakan zaman Soeharto-lah yang membuat asing merajalela di Indonesia. Bahkan di masa itu Undang-Undang Pokok Agraria tidak difungsikan.
"Orde Baru membunuh UU Pokok Agraria. Ketika UUPA mati suri, semua pihak asing mulai merajalela di Indonesia," imbuhnya.
Begitu juga diungkapkan Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily, bahwa utang luar negeri diawali oleh kebijakan Presiden Soeharto kala itu. Oleh karenanya, ia menyarankan Tommy untuk mempelajari sejarah sebelumnya.
"Siapakah yang memulai utang luar negeri? Bukankah di era Pak Harto ada Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI)? Lembaga apakah itu? Belajarlah kepada sejarah. Jangan berteriak tapi justru menampar diri sendiri," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: