Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengharapkan ada optimalisasi tempat pertandingan atau berbagai aset fisik seusai penyelenggaraan Asian Games.
"Kita itu sudah untung, karena venue yang dibangun tidak banyak, hanya dilakukan renovasi. Tinggal optimalkan jumlah pengunjung dan pascaevent ada pengelolaan yang bagus," kata Bambang dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Minggu (29/7/2018).
Bambang mengatakan Indonesia harus belajar dari Sydney, Beijing, dan London yang telah sukses melakukan optimalisasi tempat pertandingan maupun aset fisik lainnya setelah menjadi tuan rumah olimpiade. Saat ini, bekas tempat penyelenggaraan Olimpiade Sydney 2000 menjadi tempat tinggal dan komersial, bekas tempat pertandingan Olimpiade Beijing 2008 menjadi destinasi wisata dan pusat pelatihan atlet serta bekas tempat pertandingan Olimpiade London 2012 dikelola manajemen khusus.
"Pemanfaatan 'venue' olahraga juga bisa dilakukan untuk aktivitas lain di luar olahraga, yaitu untuk MICE (Meeting, Incentives, Conferences and Exhibition)," ujarnya.
Untuk itu, ia menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan menyerahkan pengelolaan Jakarta International Velodrome di Rawamangun, yang siap digunakan untuk balap sepeda, kepada pihak swasta. Bambang juga menyakini optimalisasi serupa terjadi untuk "venue" di Palembang, karena kompleks olahraga Jakabaring sudah terkelola dengan baik oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, bahkan menjadi proyek percontohan untuk "sport tourism".
"Jakabaring bahkan sejak PON (2004), tidak pernah lelah dimanfaatkan. Bahkan fasilitasnya makin bertambah. Ini bisa menjadi contoh bagi pemanfaatan 'venue' olahraga pasca Asian Games secara keseluruhan," ujar Bambang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat