Kian banyaknya moda transportasi menuju Selat Panjang, Siak, dan Bengkalis membuat kinerja Pelabuhan Sungai Duku di Pekanbaru, tak lagi optimal dalam mengumpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Saat ini satu-satunya pelabuhan yang dikelola Pemerintah Kota Pekanbaru tersebut hanya menggantungkan operasionalnya pada trayek menuju Meranti (Selatpanjang).
Menurut PLT Dinas Perhubungan (Dishub) Pekanbaru, Kendi Harahap, operasional pelabuhan Sungai Duku sejak beberapa tahun belakangan menunjukkan penurunan. Ia mengatakan, menjamurnya layanan travel menjadi penyebabnya.
"Cenderung turun. Sekarang orang di Pekanbaru lebih memilih naik travel ke Selat Panjang. Mereka tinggal menunggu di rumah, kemudian diantar sampai ke Pelabuhan Tanjung Buton, lalu berlayar dari sana menuju Selat Panjang," sebutnya kepada Warta Ekonomi, Sabtu (11/8/2018).
Adapun jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Sungai Duku pada 2018 hanya 5 kapal. Jumlah tersebut bekurang dari 7 kapal pada 2016.
Terpisah, Kepala UPTD Pelabuhan Sungai Duku Johniansyah mengatakan, pelabuhan tersebut berpotensi sepi beberapa tahun ke depan. Hal itu disebabkan rampungnya infrastuktur darat menuju Selat Panjang dari Pekanbaru. Dikatakan Johniansyah, trayek ke Meranti merupakan satu-satunya rute andalan Pelabuhan Sungai Duku. Rute ini dilayani oleh 3 kapal cepat, serta 1 kapal barang dan penumpang (dari kayu)
"Kapal-kapal di sini umumnya ke Meranti. Kalau nanti infrastruktur darat menuju Meranti rampung, dapat dipastikan pelabuhan ini terkena imbas. Rute lain ada ke Siak (1 kapal), tapi frekuensinya sangat timpang dibanding ke Meranti," paparnya.
Dampak menurunya jumlah kapal yang melayani rute Pelabuhan Sungai Duku, sambung Johni, berimbas kepada PAD yang masuk ke kas daerah. Ia mencontohkan bekurangnya kunjungan orang ke pelabuhan dengan sendirinya mengurangi retribusi parkiran di kawasan pelabuhan.
"Belum lagi retribusi jasa boarding pass, retribusi jasa tambatan kapal," tutupnya.
Sebagai informasi, Pelabuhan Sungai Duku pernah menjadi andalan warga Pekanbaru, khususnya yang berasal dari Pesisir untuk melakukan perjalanan. Namun seiring waktu, minat masyarakat pada transportasi ini (air) mulai bekurang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Satria Kurnia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: