Identity Theft Resource Center (ITRC) mengungkap sampai bulan Juli 2018 telah terjadi 668 kasus kejahatan siber dengan total data hilang mencapai 22.408.258 dari seluruh kategori.
Penyedia produk pada bidang keamanan IT ESET turut menanggapi masalah tersebut, bahwa besarnya data yang hilang menunjukkan rentannya pertahanan banyak korporasi dunia terhadap serangan melalui jaringan.
"Penerapan Artificial Intelligence (AI) yang proaktif sudah menjadi keharusan untuk sebuah solusi keamanan data, khusus hanya berurusan dengan vektor serangan tertentu (targeted attack)," kata Technical Consultant PT Prosperita, ESET Indonesia, Yudhi Kukuh dalam keterangannya di Baturaden, Jawa Tengah, Minggu (12/8/2018).
Solusi yang diberikan GreyCortex dari ESET sambung Yudhi fokus pada keseluruhan infrastruktur perusahaan dan semua lalu lintas jaringan, memberikan peringatan, sehingga memungkinkan perusahaan mendeteksi serangan atau malware lebih dini.
"Solusi Greycortex tidak mengganggu dan tidak berdampak pada kinerja jaringan saat menganalisis lalu lintas jaringan. Teknik mirroring ini memonitor aktivitas secara real time dan menyimpan metadata dari paket jaringan dalam basis data mereka sendiri," tuturnya.
Menurut Yudhi, realita tersebut juga merupakan parameter bagaimana deteksi dan perlindungan dari serangan siber tidak dapat hanya bergantung pada pertahanan perimeter semata.
"Sangat penting untuk menganalisis sumber data lain untuk menguatkan indikator yang ditemukan di titik akhir dan menciptakan peluang untuk mendeteksi serangan siluman," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: