- Home
- /
- EkBis
- /
- Infrastruktur
Menteri BUMN Resmikan 16 Proyek Senilai Rp2,1 Triliun di Indonesia Timur
Kementerian BUMN Republik Indonesia meresmikan 16 Proyek Strategis Nasional atau PSN senilai Rp2,153 triliun di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV, Jumat (24/8). Peresmian 16 PSN yang dipusatkan di Papua itu dilakukan langsung oleh Menteri BUMN, Rini M. Soemarno, didampingi Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung.
Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengatakan proyek yang diresmikan adalah PSN yang dibangun oleh Pelindo IV sejak awal 2016 hingga 2018.
"Jadi PSN yang dibangun oleh Pelindo IV selama kurun waktu sekitar 2 tahun ini," kata Menteri Rini, dalam keterangan persnya kepada Warta Ekonomi.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung, menuturkan 16 PSN yang diresmikan merupakan proyek-proyek strategis nasional yang dibangun perseroan menggunakan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) dan internal perusahaan.
"Total anggaran yang terserap untuk 16 proyek yang diresmikan ini senilai Rp2,153 triliun. Di antaranya yakni 8 PSN yang menggunakan anggaran PMN sebesar Rp1,3 triliun dan sisanya menggunakan internal perusahaan," sebutnya.
Doso mengimbuhkan 8 PSN yang menggunakan dana PMN yaitu di Papua meliputi di Pelabuhan Merauke, Jayapura, Manokwari dan Pelabuhan Sorong. Sedangkan yang non Papua meliputi Pelabuhan Ternate, Bitung, Kendari dan Pelabuhan Tarakan.
Menurut Doso, kelemahan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yaitu infrastruktur yang masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah barat Indonesia. Dia mencontohkan di Pelabuhan Jayapura, terakhir dilakukan investasi yakni pada sekitar 2010, sementara kinerja operasional di wilayah Papua menunjukkan peningkatan yang cukup positif.
"Setiap tahun aktivitas di Pelabuhan Jayapura mengalami peningkatan sebesar 14%, sehingga dibutuhkan infrastruktur yang memadai untuk mendukung peningkatan tersebut, utamanya untuk mendukung kebutuhan aktivitas petikemas di pelabuhan paling timur di Indonesia ini,” jelasnya.
Doso menyebutkan dengan adanya investasi yang dilakukan Pelindo IV, bisa menurunkan Berth Occupancy Ratio (BOR) atau rasio penggunaan dermaga terhadap kunjungan kapal. "Semakin tinggi BOR, semakin padat dermaga dan waktu tunggu kapal juga semakin lama. Tapi dengan investasi pelabuhan, otomatis dapat menurunkan angka BOR, terutama di Pelabuhan Jayapura, yang sebelumnya diatas 70%.”
Dia menegaskan dengan investasi yang dilakukan Pelindo IV, kapasitas 16 pelabuhan yang masuk dalam PSN yang diresmikan tersebut akan meningkat cukup signifikan. Diperkirakan terjadi peningkatan antara 50% hingga 500% atau sekitar 5 kali lipat.
Dengan diresmikannya 16 proyek strategis ini, total kapasitas petikemas juga menjadi 2 juta TEUs per tahun dari sebelumnya hanya 700.000 TEUs per tahun. “Jumlah itu diluar kapasitas yang dimiliki Terminal Petikemas Makassar (TPM), Makassar New Port (MNP) dan Kaltim Kariangau Terminal (KKT)," terangnya.
Sementara fasilitas bongkar muat petikemas dari crane kapal menjadi fix crane atau container crane. Dengan demikian, kecepatan bongkar muat barang dari rata-rata hanya 8 – 12 box per jam, menjadi 22 – 28 box per jam.
Kapasitas terminal penumpang dari sebelumnya hanya 6.000 penumpang menjadi 11.700 penumpang per siklus kegiatan.
"Seluruh pembangunan strategis ini juga didampingi oleh TP4P, TP4D, BPKP dan Tim Pendamping dari masing-masing Polda setempat," tegasnya.
Selain meresmikan 16 PSN di KTI yang dibangun oleh PT Pelindo IV lanjut Doso, Menteri BUMN, Rini Soemarno juga berkenan melepas ekspor sebanyak 37 kontainer komoditas Kayu Merbau yang sudah flooring dari Pelabuhan Jayapura, untuk dikirim langsung ke Shanghai, China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: