Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Sumber Ketidakpastian Global Ini Bikin Sejumlah Negara Ketar-Ketir

3 Sumber Ketidakpastian Global Ini Bikin Sejumlah Negara Ketar-Ketir Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Kuta, Bali -

Bank Indonesia (BI) menilai ada tiga sumber ketidakpastian global yang membuat sejumlah negara Emerging Market (berkembang) ketar-ketir, termasuk Indonesia. Akibat ketidakpastian tersebut, sejumlah nilai mata uang negara mengalami tekanan yang cukup dalam.

"Saat ini setidaknya ada tiga poin penting mengenai ketidakpastian global yang tengah dihadapi seluruh dunia," kata Perry saat konferensi pers mengenai kegiatan konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking ke-12 di Kuta, Bali, Kamis (30/8/2018).

Ketidakpastian yang pertama, yaitu divergensi pertumbuhan ekonomi, sehingga ketimpangan pertumbuhan ekonomi antarnegara makin melebar. Saat ini ekonomi global hanya bertumpu pada Amerika Serikat (AS) yang terus mengalami penguatan. Sementara negara lain seperti China, Jepang, dan negara-negara Eropa mengalami pelemahan.

"Di sini kami sebut pertumbuhan ekonomi dunia tidak didukung dari berbagai belahan yang merata. Ekonomi China 6,7% tahun ini, 6,5% tahun depan. Di Eropa dan Jepang tahun ini bagus, tapi kemungkinan akan turun," jelas Perry.

Ketidakpatian yang kedua masih datang dari AS, yaitu rencana bank sentral AS alias The Fed yang menaikkan suku bunganya. Menurut Perry, bank sentral AS akan menaikkan suku bunganya hingga empat kali di tahun ini. Saat ini, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali.

"The Fed mungkin menaikkan suku bunga dua kali lagi, kemungkinan September. Ini menimbulkan investor global menarik dana dari negara berkembang, terjadilah capital outflow. Mereka lebih memilih menanamkan modalnya di AS. Dan ini juga menjadi salah satu sumber nilai tukar di belahan dunia melemah. Banyak negara mengalami tekanan nilai tukar," paparnya.

Hal ini pula yang membuat bank sentral di sejumlah negara menaikkan suku bunga acuannya, termasuk Indonesia. BI sendiri hingga pertengahan tahun ini telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 125 basis poin (bps). Tujuannya tak lain untuk menarik minat investor agar tak melarikan dananya ke negara lain, sehingga capital outflow tidak terjun terlalu dalam.

Terakhir, sumber ketidakpastian global lagi-lagi datang dari AS. Kebijakan AS yang menaikkan tarif impor menimbulkan perang dagang antara AS dengan China, Eropa, Kanada, dan Turki. Ketegangan ini menimbulkan ketidakpastian ekonomi global dan investor semakin tidak pasti.

"ini menimbulkan tekanan nilai tukar dan ekonomi di belahan dunia," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: