Bank Indonesia menyebutkan indeks ketersediaan lapangan kerja di Bali meningkat menjadi 96 pada Agustus 2018 dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar 80,5 karena meningkatnya kegiatan atau proyek pemerintah dan swasta.
"Hasil itu kami peroleh dari survei kepada konsumen di Bali selama periode Agustus yang mengindikasikan tingkat keyakinan berada dalam level optimis," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu (02/09/2018).
Menurut dia, meningkatnya optimisme masyarakat terkait ketersediaan lapangan pekerjaan juga dibarengi dengan indeks penghasilan masyarakat yang optimis meningkat selama enam bulan mendatang dengan poin sebesar 120,5.
Optimisme itu didorong oleh keyakinan akan adanya kenaikan, tambahan gaji atau upah dan kenaikan omzet dalam enam bulan mendatang.
Banyaknya kegiatan berskala internasional salah satunya pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang berlangsung pada 8-14 Oktober 2018 merupakan indikator yang mendorong optimisme masyarakat.
Pengembangan sejumlah proyek infrastruktur menyambut perhelatan ekonomi keuangan akbar tahun ini turut mendorong ketersediaan lapangan kerja di antaranya proyek pembangunan jalan bawah tanah di simpang Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sudah mendekati rampung.
Tidak hanya itu, proyek pengembangan apron barat dan timur serta gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai juga turut mendorong ketersediaan lapangan pekerjaan dan penghasilan.
Proyek tersebut tidak hanya untuk jangka pendek menyambut pertemuan IMF dan Bank Dunia tetapi juga jangka panjang sehingga berdampak kepada pariwisata, sektor unggulan yang menopang sebagian besar ekonomi di Bali.
Dengan meningkatnya hasil survei ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan, turut mendongkrak keyakinan para konsumen di Bali yang naik dari poin 100,3 pada Agustus 2017 menjadi 107,6 pada Agustus tahun ini.
BI mencatat peningkatan penjualan terutama untuk kendaraan yang naik menjadi 10,67 persen pada Agustus 2018 dari 9,36 persen pada bulan sebelumnya, perlengkapan rumah tangga lainnya sebesar 7,55 persen serta peralatan dan komunikasi sebesar 5 persen.
Secara keseluruhan, bank sentral mencatat dari hasil survei penjualan eceran bahwa omzet penjualan eceran meningkat menjadi 5,40 persen pada Juli 2018 dan diperkirakan akan kembali tumbuh positif pada Agustus 2018 sebesar 5,07 persen.
"Peningkatan ini diperkirakan terutama disebabkan oleh peningkatan daya beli masyarakat," ucap Causa Iman Karana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: