Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2018 mengalami deflasi 0,05%. Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2018 telah tercatat 2,13%. Sedangkan, inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 3,20%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dua komponen yang memberikan andil besar pada deflasi Agustus 2018 adalah bahan makanan dan tarif angkutan udara.
"Untuk bahan makanan mengalami deflasi 1,10%. Deflasi tertinggi dicatatkan kelompok bumbu-bumbuan, yaitu sebesar 4,67 %," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/9/2018).
Telur ayam ras menjadi penyumbang deflasi paling tinggi sebesar 0,06%, disusul bawang merah 0,05%. Sementara untuk kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,15%. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah tarif angkutan udara sebesar 0,03%.
"Pada Agustus 2018 terjadi deflasi 0,05%, terutama dipengaruhi turunnya harga telur ayam, bawang merah, dan tarif angkutan udara. Sementara penghambat utama adalah naiknya biaya sekolah," jelas Suhariyanto.
Ia melanjutkan, dari 82 kota IHK, 30 kota mengalami inflasi dan 52 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,62% dan terendah terjadi di Medan dan Padangsidimpuan masing-masing sebesar 0,01%.
"Sementara deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau 2,49% dan terendah di Jember sebesar -0,01%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: