Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) membangun musala menggunakan konstruksi rumah tahan gempa teknologi, Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha). Proses pembangunan ini didampingi insinyur muda CPNS dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RAkyat (PUPR) yang dibantu mahasiswa dan relawan.
Seorang warga asli Desa Pengempal Indah, Karang Anyar, Sandubaya, Mataram, Mariani mengatakan tertarik menggunakan konstruksi Risha. Dia semakin tertarik setelah menghibahkan tanah untuk pembangunan musala dan menyaksikan langsung proses pembangunan.
"Dengan dibangunnya bangunan contoh berupa musala menggunakan konstruksi tahan gempa seperti ini, saya bersama warga lain setuju dengan konsep bangunan Risha, dan insya Allah ingin juga membangun ketika dana bantuan dari pemerintah kami terima," kata Mariani dalam rilis yang diterima redaksi Warta Ekonomi, Rabu (5/9/2018).
Mariani menambahkan, bangunan Risha memiliki kelebihan struktur yang padat, sederhana, dan proses pembangunannya cepat, sehingga tidak membutuhkan banyak biaya.
Arifin, warga lain, mengatakan bahwa kehadiran Risha membantu percepatan pembangunan kembali rumah-rumah yang telah roboh karena gempa. Arifin yang juga terlibat dalam pembangunan musala dengan konstruksi Risha menilai konstruksinya sangat mudah diterapkan.
"Kalau masalah pembangunan tidak terlalu susah karena pakai baut saja. Kemarin, kami diajari sebentar oleh tim Rekompak dan langsung paham," katanya.
Membangun dengan konstruksi Risha, kata Arifin, memakan waktu lebih sedikit daripada konstruksi biasa. Menurutnya jika menggunakan konstruksi biasa, satu rumah baru bisa selesai dalam waktu 1,5 bulan. Sementara dengan Risha, musala saja bisa dibangun dalam waktu seminggu.
Dia berencana membangun kembali rumahnya dengan konstruksi Risha. Menurut Arifin, banyak warga lain yang juga tertarik menggunakan konstruksi Risha. Nantinya, warga bergotong royong membangun rumah. Insinyur muda dari PUPR akan mendampingi warga saat proses pembangunan.
"Kami buat 10 orang untuk membangun rumah Risha. Saling bantu. Saya juga bantu tetangga lain," kata Arifin.
Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi rumah ditargetkan bisa rampung dalam waktu enam bulan, sehingga kehidupan sosial ekonomi masyarakat cepat pulih.
Guna merealisasikan target tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB untuk membuka depo bahan bangunan di tingkat kecamatan/desa untuk memberi kemudahan dan akses kepada masyarakat yang membutuhkan material konstruksi, seperti semen, besi, dan pasir. Depo bahan bangunan diharapkan menjamin ketersediaan stok dalam jumlah cukup dan harga terjangkau.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: