Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksikan masih akan terus menghadapi berbagai tantangan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara menyampaikan bahwa tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan bersumber dari dinamika perekonomian global, yakni tekanan pasar keuangan akibat normalisasi moneter AS, moderasi ekonomi Tiongkok, proteksionisme, serta perang dagang AS dan Tiongkok.
"Lalu, ketegangan geopolitik dan perubahan iklim atau cuaca ekstrim juga akan mempengaruhi," ungkapnya dalam Diskusi Panel Investor Gathering di BEI yang mengangkat tema Menyikapi Volatilitas Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia, Jumat (7/9/2018), di Jakarta.
Namun, ia menuturkan bila perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang sehat, terkendalinya inflasi, ruang moneter yang memadai (suku bunga dan cadangan devisa), terjaganya kepercayaan konsumen, dan stabilitas politik.
"Dalam menghadapi defisit transaksi berjalan, strategi perbaikan melalui kebijakan fiskal, di antaranya pengendalian impor melalui penggunaan B20, kenaikan tarif impor barang konsumsi, peningkatan komponen lokal pada proyek infrastruktur, serta mendorong ekspor dan investasi," jelasnya.
Menurutnya, pada 2019, rancangan APBN akan turut mendorong investasi dan daya saing melalui pembangungan sumber daya manusia dengan peningkatan kualitas belanja yang didukung penguatan akuntabilitas.
"Rancangan APBN diyakini bakal dorong investasi tahun depan," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: