Alibaba Cloud dan Pemerintah Kota Hangzhou Umumkan Peluncuran ET City Brain 2.0.
Alibaba Cloud dan Pemerintah Kota Hangzhou mengumumkan peluncuran ET City Brain 2.0. Sistem yang berbasis teknologi cloud yang akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jalan-jalan di kota.
Direktur Biro Keamanan Umum Kota Hangzhou, Jing Zhi, menyatakan bahwa setelah dua tahun menerapkannya di kota kelahiran Alibaba, ET City Brain telah menjadi infrastruktur terbaru untuk kota Hangzhou yang mencakup area sebesar 420 kilometer persegi, termasuk 1.300 lampu lalu-lintas.
"Saat ini, lebih dari 200 petugas lalu-lintas terkoneksi melalui telepon genggam, sehingga mereka dapat menerima data secara real time terutama jika terjadi keadaan darurat di jalan," ungkap Jing Zhi sesuai keterangan rilisnya di Jakarta, Jumat (21/09/2018).
Alibaba Cloud President, Simon Husaat, mengatakan dengan menggunakan kecerdasan buatan dan algoritma yang maju, City Brain dapat menganalisis banyak data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan dengan cepat.
"kemampuan City Brain untuk memprediksi arus jalan, mendeteksi kecelakaan, dan mendapatkan masukan yang cepat, kota Hangzhou turun ke peringkat 57 dari peringkat 5 sebagai kota yang paling padat di Tiongkok," kata Simon mempresentasikannya di Computing Conference 2018.
Wang Jian, Ketua Alibaba’s Technology SteeringCommittee yang mencetuskan nama City Brain, mengatakan bahwa sistem ini didesain untuk membantu kota beroperasi lebih cepat dan intuitif.
"City Brain lebih dari sekadar pengelolaan jalan, tapi juga termasuk bagaimana membuat sebuah kota menjadi layak untuk dihuni di tengah kelangkaan sumber daya alam (SDA) di dunia. Ia juga mengatakan bahwa penggunaan City Brain akan membantu pembangunan berkelanjutan, dan di saat yang sama meminimalkan penggunaan SDA" ujar Wang Jian.
Wang menambahkan bahwa pemerintah dan pengelola kota dapat memanfaatkan sistem yang didukung oleh teknologi, seperti City Brain, untuk menyelesaikan isu-isu penting seperti persediaan air. City Brain dapat menjadi solusi kritis di mana sebagian besar kota di Tiongkok kehilangan 40% persediaan air karena kebocoran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: