Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RELI: Generasi Zaman Now Jangan Tunda Berinvestasi Saham

RELI: Generasi Zaman Now Jangan Tunda Berinvestasi Saham Kredit Foto: Unsplash/Bady QB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Sriwidjaja Rauf mennyatakan bahwa generasi zaman now jangan menunda untuk berinvestasi saham.

Demikian disampaikan Sriwidjaja saat memberi materi akan pentingnya berinvetasi dan menabung saham sejak dini pada seminar pasar modal di Universitas Galuh, Ciamis, Jawa Barat.

"Seperti diketahui, sekarang ini, untuk menabung saham tak perlu butuh dana besar, cukup Rp100.000 sudah bisa berinvestasi," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/10/2018).

Untuk itu, dia mengimbau anak muda, sejak dini, untuk mengubah pendapatan menjadi investasi karena jangka panjangnya mampu melawan inflasi, atau saat memiliki uang lebih, menyisihkannya untuk investasi. 

“Jika memiliki pendapatan lebih, selalu sisihkan untuk investasi, jangan semua dikonsumsi atau digunakan membeli barang yang tidak produktif," ucap Sriwidjaja.

Menurutnya, mahasiswa juga harus memahami prinsip dasar investasi. Antara lain dengan menggunakan dana lebih. Kemudian, mencari informasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan. Selain itu, tidak menempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen. Serta disiplin melakukan target investasi, baik profit maupun cut loss.

"Sebagai investor pemula, para mahasiswa harus waspada dengan iming-iming janji imbal hasil tinggi dalam jangka pendek," tegasnya.

Sriwidjaja menambahkan, kaum muda pun harus waspada terhadap penawaran investasi dari perusahaan yang tidak jelas. Pengecekan atau riset terkait izin perusahaan investasi perlu dilakukan karena hanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berhak mengeluarkan izin perusahaan investasi di Indonesia.

"Sebelum beli saham kenali seperti apa sahamnya, yang kedua tahu manfaatnya dan apa risikonya, lalu jangan ikut-ikutan orang beli saham yang tidak terlalu mahal ternyata berisiko dan rugi," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: