BMKG menyatakan Indonesia tidak lagi menggunakan buoy sebagai alat deteksi dini tsunami. Melainkan basis pemodelan komputer, seperti saat mendeteksi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan peringatan dini di Indonesia tentang tsunami dibangun tahun 2008. Namun sejak 10 tahun belakangan pihaknya tidak lagi menggunakan itu. Melainkan sistem peringatan dini berbasis pemodelan komputer dengan perhitungan matematika.
"Sejak dibangun, itu sudah 10 tahun tidak pernah lagi menggunakan buoy," katanya di Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Ia menjelaskan, sistem pemodelan komputer itu merekam data gelombang gempa dari ratusan sensor gempa yang dipasang di seluruh wilayah Indonesia. Sensor itu mengirimkan data berupa pusat gempa dan berapa besar guncangan ke BMKG.
"Sensor ini mengirim data ke BMKG, kemudian dalam 2 menit data gelombang gempa segera dihitung oleh komputer untuk menetapkan, mengetahui di mana pusat gempa, pada kedalaman berapa, magnitudo berapa, dan terjadi kira-kira pukul berapa. Data perlu diketahui, kalau tahu pusat gempa di mana, komputer bisa terus bekerja, memodelkan apa gempa itu memicu tsunami apa tidak," terangnya.
Dwikorita melanjutkan, saat kejadian gempa Sulteng, awalnya sistem tersebut mendeteksi pusat gempa berada di Donggala dan mendeteksi akan ada tsunami. Namun data tersebut tidak langsung dikirimkan ke masyarakat, tetapi diverifikasi oleh pakar terlebih dulu paling lama 5 menit setelah gempa.
"Diverifikasi oleh operator dan pakar, meski nggak ada gempa kita itu berjaga terus sehingga sekitar 4 menit menjelang 18.07 Wita bisa kita umumkan peringatan dini berbasis perhitungan komputer yang diverifikasi oleh expert," jelasnya.
Setelah data diverifikasi para pakar, BMKG langsung menginformasikan kepada masyarakat tentang potensi tsunami itu. BMKG menegaskan Indonesia tak menggunakan buoy lagi untuk mendeteksi tsunami. Meski begitu, lembaga itu masih dapat mendeteksi secara dini tsunami.
"Jadi kami sejak awal nggak pakai buoy. Ini ada kesalahpahaman seakan-akan nggak ada buoy, jadi nggak bisa peringatan dini," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: