China Selidiki Eks Bos Interpol yang Sempat Dilaporkan Hilang
Otoritas China menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki Meng Hongwei pada Minggu (7/10/2018), setelah kepala organisasi penegak hukum global Interpol dan wakil menteri keamanan China tersebut dilaporkan hilang di Prancis.
Meng telah dilaporkan hilang oleh istrinya setelah bepergian bulan lalu dari Perancis, di mana Interpol berbasis, ketika ingin kembali ke China.
"Wakil Menteri Keamanan Publik Meng Hongwei saat ini sedang diselidiki oleh Komisi Pengawas Nasional untuk dugaan pelanggaran hukum," ungkap badan anti-korupsi China dalam pernyataan singkat di situsnya.
Pernyataan itu adalah yang pertama dari China sejak hilangnya Meng dilaporkan di Prancis pada hari Jumat. Ketika ditanya tentang pengumuman China pada hari Minggu, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan tidak memiliki informasi mengenai hal tersebut.
Interpol mengatakan Meng Hongwei mengundurkan diri sebagai presiden organisasi.
Kementerian Perancis mengatakan pada Jumat bahwa keluarga Meng tidak mendengar kabar darinya sejak 25 September, dan pihak berwenang Prancis mengatakan istrinya telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi setelah menerima ancaman.
Polisi Prancis telah menyelidiki apa yang secara resmi diistilahkan di Prancis sebagai "hilangnya yang mengkhawatirkan".
Interpol mengatakan telah meminta Beijing untuk mengklarifikasi situasi Meng. Organisasi itu tidak segera berkomentar pada hari Minggu.
Media lokal Prancis melaporkan bahwa istri Meng telah mengeluarkan pernyataan singkat dari sebuah hotel di Lyon, di mana ia menyatakan keprihatinannya atas situasi tersebut.
"Selama saya tidak dapat melihat suami saya di depan saya, berbicara kepada saya, saya tidak bisa memiliki kepercayaan diri," Grace Meng seperti dikutip oleh stasiun TV Prancis dan surat kabar Minggu yang menambahkan dia membuat komentar dengan dia kembali ke kamera TV, untuk menyembunyikan penampilannya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (8/10/2018).
Meng, (64), diangkat ke jabatan presiden Interpol pada akhir 2016, bagian dari upaya China yang lebih luas untuk mendapatkan posisi kepemimpinan di organisasi internasional utama.
Presiden Interpol diperbantukan dari administrasi nasional mereka dan tetap berada di pos asal mereka saat mewakili badan kepolisian internasional. Interpol, yang mengelompokkan 192 negara dan biasanya difokuskan untuk menemukan orang-orang yang hilang atau diinginkan, dijalankan setiap hari oleh sekretaris jenderalnya, Juergen Stock.
Ketika Meng terpilih sebagai presiden Interpol, kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan keprihatinan mereka bahwa Beijing mungkin mencoba memanfaatkan posisinya untuk mengejar pembangkang China di luar negeri. Beijing di masa lalu menekan negara-negara untuk menangkap dan mendeportasi warga China yang dituduh melakukan kejahatan, dari korupsi hingga terorisme.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: