Seorang penulis, Kristin Samah meluncurkan buku Revolusi Senyap untuk Para Ibu Tangguh, di Jakarta, Rabu (10/10). Ia menceritakan peluncuran buku ini merupakan salah satu karya jurnalitik dangan harapan sebagai motivasi bagi para perempuan untuk berwirausaha.
“Jadinya awal mulanya saya menulis buku ini karena banyak kritikan pada pemerintah bahwa belum melakukan pemberdayaan ekonomi pada masyarakat. Kemudian setelah mendengar cerita bahwa ada program pemberdayaan ekonomi seperti program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dimana mulai dari pemberian kredit untuk keluarga prasejahtera yang jumlahnya sudah mencapai 3 juta lebih nasabah." ujarnya kepada Wartawan di Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Lanjutnya, Ia menceritakan awal mula menulis buku ini. Ia mengatakan dirinya dimudahkan dalam menemui langsung para ibu-ibu prasejahterah ini.
"Pertama kali saya memang ke daerah Tambora. Ketika saya masuk ke sana itu benar-benar sangat berkesan bagi saya karena Tambora itu ternyata daerah yang paling padat penduduknya di Asia Tenggara. Nah di situ ketika saya bertemu dengan nasabah-nasabah itu saya menemukan bahwa ada semangat baru untuk memperbaiki kehidupannya dari jumlah kredit yang diberikan Rp2 juta untuk satu periode,” paparnya.
Lebih jauh, Ia mengatakan dalam proses penulisan buku ini memakan waktu dua bulan karena harus ke beberapa daerah untuk melakukan riset, kunjungan tidak hanya di Jakarta saja tapi juga di Bogor, Jogjakarta dan Aceh. Pemilihan daerah Aceh dikarenakan punya karakteristik sendiri dibandingkan wilayah lain di Indonesia misalnya mereka akan lebih syariah.
“Mengentaskan kemiskinan itu tidak dengan cara memberikan belas kasihan saja namun ternyata semua kita termasuk keluarga prasejahtera itu bisa mengentaskan kemiskinan kalau diberikan kepercayaan dan saya yakin keberhasilan PNM melalui program Mekaar itu karena memberikan kredit Rp2 juta kepada nasabah dan diberikan kepercayaan penuh. Kalau tidak diberi kepercayaan mungkin banyak yang ngemplang dan kontrolnya lebih jelas,” ujar dia.
Sambungnya, “Dan satu hal lagi yang membuat saya salut dengan PNM Mekar ini karena mereka mengharuskan nasabah untuk baca Pancasila di setiap pembayaran kredit itu. Hal itu merupakan pesan bahwa cinta tanah air itu harus terus digemakan. Masyarakat harus meniru bahwa menggelorakan cinta tanah air dan sebagainya itu lewat karakter yang sangat sederhana tidak perlu dengan seminar, workshop dan sebagainya tapi dengan kegiatan sehari-hari seperti yang dilakukan nasabah Mekaar ini. Buku ini sebetulnya lebih menceritakan bagaimana ketangguhan ibu-ibu di keluarga prasejahtera itu bisa mengentaskan kemiskinan dan intinya diberikan kepercayaan model pengguliran kredit seperti ini bisa berhasil. Hal yang perlu ditekankan adalah peluncuran buku ini jauh dari urusan politik,” tambah dia.
Sementara itu, ditempat yang sama Pengamat Sosial Maman Suherman mengatakan buku ini salah satu potret terhadap sebuah gerakan senyap untuk memberdayakan ibu-ibu prasejahtera di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
”Mungkin banyak yang tidak melihat hal ini karena kesannya kecil dimana 10 orang sampai maksimal 30 orang berkumpul mengelola modal Rp2 juta tapi buat ibu-ibu keluarga prasejahtera ini justru besar dan kemudian bisa memberdayakan mereka dan mereka bersama-sama bertanggung jawab untuk mengelolanya dan untuk memanfaatkannya,” kata dia.
Menurut dia, dalam buku ini menceritakan bahwa perempuan menjadi tiang ekonomi keluarga ketika suaminya semisalnya saja bekerja menjadi tenaga kerja di luar negeri. Mereka melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi untuk kebutuhan keluarganya.
”Kita selalu percaya bahwa The Power of ibu-ibu itu bisa menjadi salah satu tokoh guru perekonomian kita. Mereka bisa berdaya secara ekonomi juga dengan berbagai kegiatan yang bisa dijalankan di rumah atau dengan kata lain bisa menjadi pasangan yang setara secara ekonomi dalam lingkungan keluarga,” ungkap Maman yang menjadi moderator dalam acara peluncuran buku tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: