Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Ekonomi Syariah Cocok untuk Pembangunan Berkelanjutan

BI: Ekonomi Syariah Cocok untuk Pembangunan Berkelanjutan Kredit Foto: Antara/Nicklas Hanoatubun
Warta Ekonomi, Nusa Dua -

Bank Indonesia (BI) mendorong peran ekonomi dan keuangan syariah untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals- SDGs). Potensi besar dimiliki oleh ekonomi dan keuangan syariah, mengingat prinsip-prinsipnya yang menekankan etika, keadilan, dan kesetaraan.

Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, tak hanya instrumen komersial, ekonomi dan keuangan syariah telah merambah pula ke instrumen non-komersial, seperti zakat dan waqaf, sebagai keuangan sosial syariah.

"Instrumen-instrumen tersebut dapat berperan dalam mendukung berbagai aktivitas produktif, redistribusi kesejahteraan kepada masyarakat kurang mampu sekaligus mendukung pencapaian SDGs," kata Perry Warjiyo, dalam Peluncuran Prinsip-Prinsip Pokok Tata Kelola Wakaf (Waqf Core Principles) dan Wakaf Uang Berbasis Sukuk (Cash Waqf-Linked Sukuk) bersama Islamic Development Bank (IDB) di Nusa Dua, akhir pekan kemarin. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018.

Perry memaparkan, ekonomi dan keuangan syariah yang sehat harus didukung oleh struktur regulasi dan tata kelola yang efektif. Ketersediaan standar peraturan yang diterapkan secara efektif, dalam hal ini Waqf Core Principles dan Cash Waqf-Linked Sukuk, sangat penting dalam menciptakan praktik keuangan syariah secara global yang sehat serta mampu menumbuhkan kepercayaan publik.

"Peluncuran Waqf Core Principles kali ini merupakan langkah strategis lanjutan setelah Prinsip-Prinsip Pokok Tata Kelola Zakat (International Zakat Core Principles) yang diluncurkan pada tahun 2016, yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola dan integritas lembaga-lembaga zakat yang lebih baik ketika memberikan layanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah," jelasnya.

Peran ekonomi dan keuangan syariah untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dibahas pula dalam diskusi internasional bertema “Mainstreaming Islamic Finance into Global Initiatives: Another Formidable Pillars in Promoting SDGs”.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, saat bertindak sebagai panelis diskusi, menyampaikan prinsip-prinsip khusus ekonomi dan keuangan syariah yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.

Pertama, menyediakan pembiayaan yang mendukung kegiatan ekonomi riil. Kedua, bergantung pada pembagian laba dan rugi yang akan menggantikan penekanan dari kelayakan kredit peminjam dengan penciptaan nilai dan kelayakan ekonomi investasi sekaligus mencegah spekulasi. Ketiga, memfasilitasi redistribusi kesejahteraan dan peluang.

Hal-hal tersebutlah yang dapat meningkatkan inklusi keuangan, mengurangi kesenjangan, dan mencapai kemakmuran. Ekonomi dan keuangan syariah pun dapat berfungsi sebagai pilar tangguh untuk mengatasi tantangan ekonomi nasional serta menghadapi inisiatif global dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Indonesia menandai pertama kalinya topik ekonomi dan keuangan syariah dibahas sebagai salah satu agenda penting dunia. Hal ini menunjukkan keseriusan Indonesia untuk menjadi salah satu pusat utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: